Views: 267
BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Wakil Walikota Bukittinggi, L produksi pengasapan ikan lele di Lapas Kelas iI A Bukittinggi, agar dipertahankan kalau perlu ditingkatkan.
Himbauan di sampaikan pada malam pisah sambut Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas II A Bukittinggi, dari pejabat lama Marten, pada penggantinya Aris Sukamto.
Malam pisah sambut berlangsung di Aula Rumah Dinas Walikota Bukittinggi, Jumat (27/10), selain dihadiri Wakil Walikota Bukittinggi Haji Marfendi, dan Sekda Bukittinggi Drs Martias Wanto serta sejumlah Kepala Lapas dari berbagai daerah bahkan dari Jakarta dan Forkopimda Kota Bukittinggi.
Menurut Marfendi, yang sudah diperbuat mantan Kalapas Kelas II A Bukittinggi Marten, kedepan ditingkatkan dan diteruskan.
“Terkendalanya dari mana bisa mendapatkan bahan baku untuk memproduksi ikan lele asap itu. Meski di lapas Bukittinggi sudah tersedia tungku pengasapan”, ujar Marfendi.
“Prestasi 6 Tahun 2 Bulan, Marten menjabat sebagai Kalapas Kelas II A Bukittinggi, banyak sudah karya warga binaan,” ulas Marfendi .
Bahkan sejumlah hotel-hotel berbintang di Kota Bukittinggi memakai sandal (tarompa) produksi Warga Binaan.
Sementara Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Menkumham Sunatera Barat, melalui Kepala Devisi Pemasyarakatan Sumatera Barat M Ali Syech Bana, mengapresiasi jabatan mantan Kalapas Kelas II A Bukittinggi Marten.
“Banyak capaian prestasi yang dilakukan Marten selama ia bertugas di Lapas Kelas II A Bukittinggi. Kalapas Bukittinggi ( Marten ) pantas menduduki jabatan eselon II”, ujar Ali Syech Bana.
Ali, menunjuk prestasi lain pembinaan warga binaan Lapas Kelas II Av Bukittinggi dengan produksi tanam bawang.
“Produksi tanam bawang warga binaan Lapas Bukittinggi, menjadi catatan di Kemenkumham RI”, ujar Ali Syech Bana.
Sebelumnya, Marten, dalam untaian pisah sambut, menyatakan akan dicapai keberhasilan itu, merupakan kerjasama yang telah terbina selama ini baik-baik, baik staf, maupun dengan stakeholder lainya.
“Berkatkkan kerjasama dengan sejumlah stekeholder, khususnya dengan Pemko Bukittinggi, sehingga produksi sandal warga binaan Lapas Kelas II Bukittinggi masuk hotel”, ujar Marten.
Didampingi sang istri, Marten mengakui tanpa adanya kebersamaan dengan stakeholder, khususnya dengan Pemko Bukittinggi, sulit rasanya produksi warga binaan bisa hotel.
Sementara Kalapas Herdianto, akan meneruskan dan meningkatkan lagi prestasi capaian pembinaan di Lapas Kelas II A Bukittinggi.
“Saya berharap capaian yang sukses diraih pak Marten, akan saya teruskan”, ujar Herdianto. (Yet)