Views: 567
PURWAKARTA, JAPOS.CO – Dadan (35) sosok pemuda yang sudah tidak punya orang tua dari semenjak umur empat tahun yang tinggal di gubuk reyot layaknya kandang kambing Yang mau Roboh yang saat ini tinggal sendiri di ketahui Didin warga kp ngenol RT 10 RW 03 desa gunung hejo kecamatan Darangdan kabupaten Purwakarta.
Ternyata masih ada di Purwakarta rumah yang sangat tidak layak huni itu, bahkan rumah itu tidak jauh dari kantor desa, ironisnya kadesnya pun mengakui bahwa pemuda yang menempati Gubuk Reot layaknya kandang kambing itu masih sodaranya, ko tega ya melihat sodaranya yang menempati Gubuk Reot itu yang sewaktu-waktu bila musim hujan atau ada angin bakal roboh dan tidak menutup kemungkinan bisa membahayakan jiwa yang menempati Gubuk Reot layaknya kandang kambing itu.
Di saat di konfirmasi kepala desanya Mario sapaan warga desa gunung hejo melalui pesan WhatsApp menjawab dan menjelaskan kepada awak media bahwa rumah Didin yang berada di kp ngenol RT 10 RW 03 desa gunung hejo kecamatan Darangdan kabupaten Purwakarta itu sudah kami survei 5 bulan kebelakang, namun tidak bisa di ajukan program Rutilahu.
“Tanah tersebut milik PTPN jadi tidak bisa di ajukan program Rutilahu dan akan di rapatkan kembali dengan staf desa mengenai rumah Dadan,” jelasnya kades Mario kepada Japos.co.
Dari pantauan Japos.co dilapangan rumah Didin yang ditempati tidak layak ubtuk ditempati.
Didin orangnya rajin dan tidak mau merepotkan sanak saudaranya, kesehariannya untuk menafkahi diri sendiri Didim ikut kuli manen sereh yang di bayar perkilonya Rp 500 rupiah sama bosnya.
Namun Dadan tidak pernah mengeluh walaupun hidupnya sangat kekurangan, yang penting bisa makan dan tidak merepotkan sodaranya.
Dadan semenjak kedua orang tuanya masih ada Dadan terbilang keluarga berada yang berkecukupan namun Allah berkehendak lain kedua orang tuanya meninggalkan Dadan sejak Dadan umur empat tahun, lalu Didin di asuh dan dibesarkan Endang yang tiada lain masih sodaranya sendiri dan di sekolahkan.
Didin berharap ada yang bisa membantu untuk membangun tempat tinggal yang layak.
“Jujur sebetulnya saya sendiri merasa tidak nyaman karena keadaan bagunannya berada di tebing terus kayunyapun sudah pada lapuk dan menyengat bau karena spiteng dan yang buang sampah sekaligus buangan air limbah tepat ke gubuk saya dimana saya tidur, jadi harapan saya siapapun dari manapun para donatur, para dermawan pengusaha atau siapapun yang sudi membatu saya membangunkan tempat tinggal saya yang layak,” harapn Didin.(Ferdy)