Views: 153
CIAMIS, JAPOS.CO – Bupati Ciamis, H. Herdiat Sunarya memimpin dan membuka langsung Rapat Koordinasi Kabupaten Ciamis 2023 di Aula Setda Kabupaten Ciamis Senin, (04/9). Dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh seluruh kepala dinas/badan dan para Camat se-Kabupaten Ciamis tersebut Bupati Ciamis membahas ancaman kekeringan akibat musim kemarau yang panjang di sejumlah daerah di tanah air termasuk di Kabupaten Ciamis beberapa bulan terakhir ini.
Bupati Ciamis menginstruksikan para Camat dan OPD untuk terjun ke lokasi apabila terindikasi kekeringan. Bupati juga menyinggung terkait program di tahun 2024 yaitu dalam mengentaskan stunting di Kabupaten Ciamis mengacu pada program Provinsi dan Nasional yaitu program zero stunting.
Selanjutnya Rapat Teknis dipimpin oleh Sekda Kabupaten Ciamis, H. Tatang.
Sekda Ciamis menekankan kembali apa yang telah disampaikan oleh Bupati Ciamis terkait kondisi kekeringan yang sudah mulai menerpa sejumlah wilayah. Sebagai langkah antisipasi, pentingnya kolaborasi aktif dari seluruh pihak termasuk para Camat di Kabupaten Ciamis untuk selalu memantau daerahnya dan langsung terjun ke lapangan apabila ada indikasi kekeringan di daerahnya.
Terkait program pengentasan stunting di tahun 2024, Sekda Ciamis menjelaskan target ini perlu ditangani oleh seluruh OPD beserta seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama berkolaborasi aktif dalam pengentasan stunting. “Saya meminta sesuai arahan Bupati Ciamis untuk tersedianya data yang akurat dan update setiap waktu terkait jumlah balita stunting di Kabupaten Ciamis agar tindak lanjut dari pengentasan stunting di Kabupaten Ciamis menjadi zero stunting menjadi lebih terfokus dan terencana, “ ujarnya.
315 Hektar Sawah Kekeringan
Sementara itu berdasarkan klarifikasi japos.co ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Kabupaten Ciamis, mencatat sebanyak 315 hektar sawah, terdampak perubahan iklim (kekeringan) hingga tanggal 31 Agustus 2023. “Sawah yang kekeringan tersebut terbagi menjadi 4 kriteria,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Ciamis, Slamet Budi Wibowo, Selasa (5/9).
4 kriteria tersebut di antaranya kekeringan kategori ringan, sedang, berat dan puso. Untuk daerah terdampak kekeringan tersebut terbagi di beberapa wilayah kabupaten Ciamis. “Rinciannya itu yang ringan 18 hektar, sedang 103 hektar, berat 86 hektar dan puso 108 hektar. Sementara untuk kriteria puso tersebar di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Banjarsari seluas 55 hektar, Kecamatan Pamarican seluas 52 hektar, dan Kecamatan Cimaragas seluas 1 hektar,” ungkapnya.
Dalam upaya menangani kekeringan, tandas Budi, Pemkab Ciamis melalui Distan Ciamis dibantu oleh aparat pemerintah setempat, melaksanakan pompanisasi di berbagai wilayah yang masih memiliki potensi air sungai atau sumur bor. Kemudian dilakukan gilir giring air untuk mengefisienkan penggunaan air, termasuk pembersihan saluran sebagai upaya normalisasi. “Kemudian, kami Distan Ciamis juga menghimbau kepada petani agar mengganti komoditas tanaman (dari padi ke tanaman palawija). Ini agar petani tetap produktif meski terdampak kekeringan,” tandasnya. (Mamay)