Views: 400
PALANGKARAYA, JAPOS.CO – Preservasi dan Pelebaran Menuju Standar Jalan, SP Kereng Bangkirai-Bereng Bengkel-Pilang-Pulang Pisau, di Kalimantan Tengah yang dikerjakan oleh pelaksana, PT Tahasak Sungei Kahayan dengan nilai kontrak Rp 193.813.957.000,00 bersumber dari dana SBSN Tahun Anggaran 2022-2024, diduga dikerjakan asal-asalan, tidak sesuai metode, dan menggunakan material yang tidak sesuai spesifikasi teknis.
Berdasarkan pengamatan dilapangan, pekerjaan asal-asalan tersebut tampak pada pondasi cerucuk. Seharusnya menggunakan kayu galam diameter 10-12 cm panjang 4 meter, dikerjakan mengunakan sisa patahan kayu galam, yang panjangnya hanya sekitar 2 meter dan diameter 5 cm. Karena pada saat ditancap kayu galam panjang 4 meter tersebut mengalami patah, akibat kekecilan.
Pekerjaan asalan-asalan tidak sesuai metode, juga telihat pada pekerjaan Geotextil yang digunakan untuk mestabilisasi tanah dasar. Seharusnya Geotextile digelar setelah ujung cerucuk pondasi yang ditancap ke tanah dasar di potong rata dan di pasang kayu apit, serta di timbun dengan pasir urug setebal 20 cm.
Namun dalam pelaksanaannya, Geotextile tersebut digelar diatas pondasi cerucuk kayu galam yang ujungnya runcing akibat patah saat ditancap ke tanah, sehingga mengakibatkan geotextile yang gunakan untuk pelebaran jalan tersebut semua robek dan berlobang. Selain itu, urugan yang diampar di atas Geotextile, seharusnya menggunakan timbunan pilihan (leterit), dikerjakan banyak menggunakan pasir/granit. Sehingga mudah erosi jika terkena air hujan.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Diretorat Jenderal Bina Marga, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Tengah, saat di konfirmasi Jaya Pos lewat surat nomor : 026/HJP-KT/VIII/2023, tanggal 08 Agustus 2023. Perihal : Pekerjaan Paket Preservasi dan Pelebaran Menuju Standar Jalan SP Kereng Bangkirai-Bereng Bengkel-Pilang-Pulang Pisau.
Melalui surat nomor : HM 0102-Bb29.6.3/888, tanggal 12 Agustus 2023. Perihal : Tanggapan Surat Pimpinan Harian Jaya Pos Perwakilan Kalimantan Tengah, yang ditanda tangani Koordinator Lapangan, Tarong, ST menyampaikan, bahwa pekerjaan paket Preservasi Jalan SP Kereng Bangkirai-Bereng Bengkel-Pilang-Pulang Pisau, dilaksanakan dengan perencanaan, pengawasan dan metode kerja yang pelaksanaannya di awasi oleh konsultan supervisi.
“Setiap item pekerjaan dikerjakan sesuai dengan metode kerja. Material yang digunakan dilakukan melalui proses uji mutu,” jelas, Tarong, ST.
Perihal cerucuk kayu galam, menurutnya yang digunakan diameter 10 pada pangkal kayu, kebagian ujung kayu galam makin mengecil. Untuk panjang cerucuk yang digunakan kayu panjang 4 meter dan pembayaran sesuai dangan terpasang. Cerucuk galam yang patah digantikan dengan yang baru diantar cerucuk yang terpancang.
Menurut Tarong, ST, pekerjaan geotextile sudah sesuai dengan metode kerja, yaitu diletakan sedemikian rupa diatas bidang galian yang telah dipasang cerucuk dan tidak menggunakan gapit dan pasir urug (sesuai desaign).Sedangkan timbunan pilihan yang digunakan, menurutnya tanah kepasiran yang ditreatment dan melalui proses pengujian.
Anehnya, metode kerja pekerjaan Preservasi Jalan SP Kereng Bangkirai-Bereng Bengkel-Pilang-Pulang Pisau tersebut berbeda dengan tipikal penanganan eksisting aspal pada pekerjaan Peningkatan Jalan Kawasan Food Estate Dadahup, Kabupaten Kapuas-2, yang dikerjakan oleh pelaksana PT Karya Halim Sampoerna, menelan dana Rp 64 Miliar lebih.
Karena cerucuk kayu galam yang digunakan untuk pondasi dibidang galian pekerjaan Peningkatan Jalan Kawasan Food Estate Dadahup, Kabupaten Kapuas-2, menggunakan kayu galam panjang 4 meter, diameter 10-12 cm dan di apit menggunakan menggunakan kayu galam panjang 3 meter,diameter 8 cm.
Kemudian sebelum pekerjaan geotextile di kerjakan, bidang galian yang sudah pancang cerucuk pondasi kayu galam, ditimbun dengan pasir urug setebal 20 cm. Sedangkan timbunan pilihan diatas geotextile menggunakan laterit dengan ketebalan 30 cm.
Padahal pada peningkatan Jalan Kawasan Food Estate Dadahup, Kabupaten Kapuas-2, yang ditangani hanya penanganan eksisting aspal, dan volume lalu lintas kendaran yang melewati jalan itu sangat kecil. Tidak seperti jalan trans kalimantan ruas SP Kereng Bangkirai-Bereng Bengkel-Pilang-Pulang Pisau, yang setiap saat dilewati kendaraan angkutan yang melebihi tonase. (Mandau)