Views: 221
KOTA PEKALONGAN, JAPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan bersama Kemitraan Indonesia menginisiasi penyusunan Dokumen Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim Kota Pekalongan (RAD API) Kota Pekalongan. Hal ini dilakukan untuk merespon kerentanan dan mengurangi kerugian akibat perubahan iklim yang terjadi.
Wawalkot Salahudin menyampaikan bahwa, dokumen RAD-API ini disusun secara bottom-up dengan melibatkan LSM, perangkat kelurahan dan kecamatan, tokoh masyarakat, dan akademisi yang menjadi kesepakatan Rencana Aksi Daerah untuk menghadapi perubahan iklim.
“Karena itu bottom up, kami harapkan, penyusunan RAD-API itu menjadi solusi yang disepakati dan dijalankan oleh semua komponen, termasuk semua OPD yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini,” tuturnya usai membuka kegiatan Sosialisasi Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim Kota Pekalongan tingkat Kota dan Kecamatan di Ruang Jlamprang Setda setempat, Rabu (9/8/2023).
Menurutnya, tentu setelah tersusun menjadi dokumen, maka Pemkot berkewajiban menyediakan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan itu, disamping peraturan yang dibuat seperti Perda Rencana Tata Ruang, pemberian izin bangunan-bangunan maupun pemanfaatan SDA yang dapat memicu sesuatu yang kurang baik. Pihaknya menginginkan adaptasi perubahan iklim bisa diupayakan solusinya bersama-sama. Wawalkot Salahudin menginginkan, Kota Pekalongan sebagai kota yang religius tidak henti-hentinya semua elemen masyarakat diajak untuk sama-sama berdoa agar Kota Batik ini aman dari dampak perubahan iklim.
Langkah secara sains, akademis, konseptual juga sudah kita lakukan, tetapi harus didasari pula dengan perubahan perilaku hubungan warga Kota Pekalongan dengan Tuhannya, sehingga Kota Pekalongan ini bisa menjadi daerah yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, agar permasalahan dampak perubahan iklim seperti rob dampaknya tidak terlalu signifikan di masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Peneliti Kemitraan Indonesia, Heri Sulistio menerangkan, dalam penyusunan RAD-API ini berisikan bagaimana Pemkot bisa merespon kerentanan dan mengurangi kerugian akibat perubahan iklim, seperti dibangunnya tanggul, pemecah ombak, dan lainnya.
“Untuk mengurangi kerugian dan kerentanan akibat perubahan iklim baik dari sisi kesehatan, potensi penyakit, dan lain-lain. Misalnya kita buat konsep MCK yang bisa beradaptasi terhadap situasi dan kondisi di lingkungan wilayah tersebut.
Heri menambahkan sosialisai ini bertujuan untuk membangun Kota Pekalongan yang tahan terhadap dampak perubahan iklim. Penyusunan dokumen RAD API ini bisa menjadi dasar apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat dan dikontribusikan pemerintah agar semua pihak bisa turut berkontribusi dengan kapasitasnya masing-masing.
“Bagaimana kita tahan terhadap dampak perubahan iklim, kerugian yang ditimbulkan tidak semakin besar, dan kita tidak gampang sakit maupun rentan terhadap hal-hal lain,” pungkasnya (sofi)