Views: 191
CIAMIS, JAPOS.CO – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat menyerahkan penghargaan terkait kinerja program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) kepada sejumlah kabupaten dan kota yang anggap memiliki kinerja moncer. Penyerahan dilakukan Selasa malam (25/7), di Hotel Horison Padma Pangandaran, sehari menjelang puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tingkat Provinsi Jawa Barat yang dipusatkan di Alun-alun Paamprokan Pangandaran Rabu, (26/7).
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa menilai penghargaan yang diberikan kepada individu maupun institusi merupakan salah satu bentuk apresiasi pemerintah dan pemerintah daerah atas kinerja terbaik yang diberikan para pihak. Dalam hal ini kinerja dalam mendukung dan melaksanakan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting (PPS) di Jawa Barat. “Atas nama pribadi dan Perwakilan BKKBN Jawa Barat, saya mengucapkan selamat atas keberhasilan Bapak/Ibu semua yang telah menunjukkan kinerja terbaiknya dalam menyukseskan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting, sehingga layak mendapat apresiasi dari pemerintah pada malam hari ini,” ungkap Fazar saat menyampaikan sambutan sesaat sebelum penyerahan penghargaan.
Fazar yang belum genap sebulan menjadi bos BKKBN Jabar menyampaikan apresiasi kepada seluruh kabupaten dan kota. Keberhasilan Jawa Barat dalam menurunkan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) dan prevalensi stunting merupakan bukti nyata keseriusan para pihak selama beberapa tahun terakhir. “Saat ini Jawa Barat sudah berhasil menurunkan prevalensi stunting menjadi 20,2 persen. Angka ini tentu menjadi rata-rata untuk Jawa Barat, ada yang masih di atas 20 persen dan ada yang sudah berhasil di bawah 20 persen. Ada yang sudah 16 persen, 14 persen, dan seterusnya. Kepada yang masih tinggi, mari kita bekerja keras meningkatkan kinerja agar percepatan penurunan stunting bisa terwujud. Untuk kabupaten dan kota yang sudah di bawah Jawa Barat, mari kita pertahankan kinerja terbaik kita. Semoga Allah swt senantiasa memberikan kekuatan kepada kita semua,” tutur Fazar.
Secara keseluruhan, penghargaan yang diberikan pada Malam Apresiasi Program Bangga Kencana meliputi semua kategori dalam tim kerja yang ada di lingkungan BKKBN Jabar. Kategori ini ditambah penghargaan untuk Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten/Kota yang diprakarsai Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat.
Penghargaan diserahkan secara bergiliran oleh pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama BKKBN dan DP3AKB Jawa Barat, antara lain Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, Eni Gustina, Kepala DP3AKB Jawa Barat I, Gusti Agung Kim Fazar Wiyati Oka, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa, dan Penyuluh KB Utama BKKBN, Eli Kusnaeli.
Kabupaten Ciamis Boyong Penghargaan
Dari penghargaan yang diserahkan oleh BKKBN Jabar pada Puncak Acara Harganas ke-30 dan HAN ke-39 yang dipusatkan di Pangandaran tersebut, Kabupaten Ciamis berhasil memboyong penghargaan diantaranya diraih oleh Yani Suryani, Kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP/Pos KB Desa) sebagai Juara I, Dayat Saputra dan Dedeh Widaningsih, Akseptor Lestari 20 tahun sebagai Juara I, Juara III Lomba Paduan Suara, Juara I Lomba Bina Keluarga Balita (Kelompok BKB Karang Tanjung 1 Kabupaten Ciamis), Juara II Pemilihan Role Model Tempat Praktik Mandiri Bidan dalam Pelayanan KB (TPMB Amanah Bunda Kabupaten Ciamis) dan Penghargaan Apresiasi Kampung KB Terbaik Tingkat Provinsi.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Ciamis, Dr. Dian Budiana, M.Si disela-sela kegiatan puncak Peringatan Harganas ke 30 dan HAN ke-39 di Alun-Alun Pamprokan Pangandaran. Menurutnya keberhasilan yang diraih tersebut berkat dukungan dari semua stakeholder dan Bupati Ciamis dalam mensuport keberhasilan program Bangga Kencana di Kabupaten Ciamis.
Kepada japos.co, Dr. Dian mengungkapkan tentang makna Harganas. Menurutnya, Harganas dilaksanakan untuk mensinergikan gerak dan langkah keluarga Indonesia dalam percepatan penurunan stunting yang sudah menjadi isu nasional. “Peran keluarga sebagai pilar pertama dan utama kunci penanganan stunting. Juga sebagai sarana meningkatkan peran stake holders, para tokoh dan mitra strategis. Meningkatkan kinerja pengelola dan petugas program Bangga Kencana serta meningkatkan kepedulian keluarga Indonesia dalam pencegahan stunting. Keluarga adalah pondasi karakter bangsa. Dalam keluarga itulah pendidikan karakter pertama anak didapatkan. Harganas ini dapat dijadikan wahana untuk meningkatkan kualitas hubungan antar anggota keluarga dan sekaligus berinteraksi langsung antar anggota keluarga dalam memperkuat ketahanan keluarga, ” ungkapnya.
Stunting, tutur Dr. Dian dapat terjadi akibat anak kekurangan gizi terutama dalam periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Remaja yang kurang gizi dan anemia, ibu hamil yang kekurangan nutrisi, serta faktor sanitasi dan air minum yang buruk juga dapat meningkatkan risiko lahirnya bayi stunting.
Keluarga merupakan pilar pertama dan utama yang menjadi faktor kunci dalam mengatasi determinan terjadinya stunting. Keluarga harus memiliki kesadaran dan kepedulian untuk memprioritaskan asupan gizi dan pola pengasuhan anak yang baik dan benar pada anak. ”Kasih sayang, menyediakan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi tumbuh kembang anak serta melakukan pengasuhan tanpa kekerasan dan bisa menjadi teladan yang baik bagi anak itu yang harus dilakukan dan diperhatikan. Setiap keluarga penting sekali memperhatikan dalam hal pemberian makanan bergizi yang seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama dalam dua tahun pertama anak,” tuturnya.
Keluarga sejahtera, tandas Dr. Dian, merupakan dambaan dan harapan dari setiap keluarga untuk saling berbagi perasaan, cinta kasih, serta materi. Untuk mencapai kondisi tersebut bukan suatu yang tidak mungkin terjadi apabila setiap anggota keluarga menerapkan fungsi-fungsi yang seharusnya berjalan di dalam kehidupan keluarga. Fungsi yang dimaksud dikenal sebagai “Delapan Fungsi Keluarga.” (Mamay)