Views: 223
SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Perihal pengadaan proyek onderlagh tanpa plang di lokasi tanah wakaf di Nagori Jawa Tongah Kecamatan Hatonduhan yang bersumber dari dana desa tahun 2023,tetap di tolak kelompok Serikat Tolong Menolong (STM) setempat.
Samosir selaku Ketua STM menerangkan keputusan mutlak kelompok STM ke kantor Nagori Jawa Tongah dan itu hasil kesepakatan bersama dari anggota STM bukan keputusan pribadi dari satu orang seperti yang di tuduhkan salah satu perangkat desa setempat.
“Bila pihak pemerintah Nagori tidak bisa menuruti jenis bangunan yang kami minta (rabat beton maksimal 2 x 20 meter) ya nggak papa, kita juga belum urgent sekali atas jalan itu, intinya masih bisa di gotong royong untuk meratakan aja dengan cangkul,” ucap ketua STM.
“Bila penting dialihkan aja ke yang lebih bermanfaat dan urgent,biar diangkat aja material jenis batu padas tersebut dari lokasi tanah wakaf itu secepatnya, intinya kami semua menolak secara resmi bangunan sepanjang 50 meter lebih. Kita hanya bisa menerima 2 x 20 meter, sebab kita pikirkan masa depan, jika tanah wakaf bakal penuh dan kami tidak mau generasi ke depan kesulitan mencari tanah wakaf,” lanjutnya.
“Dan kami harap jangan pihak pemerintah Nagori salah berasumsi tentang keputusan kami ini, ini keputusan mutlak bersama dari hasil rapat bersama anggota STM malam Sabtu (15/07/2023), niat kami bukan mau mengultimatum pemerintah Nagori seperti yang di tuduhkan salah satu maujana setempat,” tandas Ketua STM.
“Adapun undangan dari pemerintah Nagori pada malam senin ke kami ,hanya saya dan enam teman saya tetapi nama-nama yang di undang sudah di unjuk oleh mereka, bukan pengurus STM dan anggota yang berjumlah 30 an lebih, Seolah-olah udah di atur oleh pangulu nya, ini jadi satu pertanyaan bagi saya lae,” tutup Samosir sambil bingung.
Terpisah, Frandy Raja Gukguk sebagai pangulu Jawa Tongah saat dikonfirmasi, Selasa (18/07/2023) mengaku sedang bermusyawarah.
“Lagi kami musyawarahkan saat ini,” terangnya ke awak media Japos.co.(R Sirait)