Views: 267
LEBAK, JAPOS.CO – Kanker payudara berada di posisi teratas dalam jumlah kanker terbanyak di Indonesia dan menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.
Bahkan, data Globocan tahun 2020 membeberkan, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
Padahal sekitar 43 persen kematian akibat kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker.
Menyadari bahaya dari kanker payudara, Srikandi Ganjar Banten bersama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Lebak mengadakan program penyuluhan deteksi dini kanker payudara dengan periksa payudara sendiri (Sadari) di Graha PPNI, Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten, Kamis (13/7).
“Kanker payudara merupakan salah satu penyakit penyumbang terbesar kematian di Indonesia. 15 persen perempuan di dunia berpotensi mengalami kanker payudara. Makannya kami menyadari bahwa pentingnya punyuluhan kepada perempuan khususnya di Kabupaten Lebak ini,” kata Koordinator Wilayah Srikandi Ganjar Banten, Ila Kholilannisa.
Menurut Ila, penyuluhan serupa masih jarang terjadi di Kabupaten Lebak, Banten. Maka, keterlibatan Srikandi Ganjar akan memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan hidup perempuan kedepan.
“Kegiatan seperti ini masih jarang terjadi, sehingga kurangnya sosialisasi dan edukasi di kalangan perempuan muda dalam mencegahnya, maka Srikandi Ganjar Banten memberikan fasilitas tersebut,” ujar Ila.
Dalam kegiatan tersebut, Sekretaris DPD PPNI Kabupaten Lebak Hj. Yopi Yulianti, S.Kep, ners hadir sebagai narasumber dengan memberikan materi dasar seputar deteksi dini kanker payudara dengan menggunakan metode ‘sadari’ atau periksa payudara sendiri.
“Materinya masih sederhana, seperti sadari, periksa payudara sendiri, bagaimana tata cara tutorial dan metode yang benar dalam melakukan pengecekkan pertama sebelum berkonsultasi kepada pihak medis,” kata Ila.
Selama proses penyuluhan berlangsung, sejumlah perempuan nampak antusias, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang muncul saat diskusi sedang berlangsung.
“Antusiasnya luar biasa ditunjukkan oleh perempuan di Kabupaten Lebak, di tengah keterbatasan waktu untuk berdiskusi dengan narasumber, banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul seputar materi tersebut. Selanjutnya, akan kami coba rencanakan kembali karena pembahasanya cukup menarik,” lanjut Ila.
Dengan diselenggarakannya program penyuluhan tersebut, Ila berharap perempuan khususnya Banten semakin sadar akan pentingnya kesehatan dengan selalu menjaga pola hidup bersih, menjaga makanan dan hindari stres.
“Semoga perempuan di Banten semakin aware dari apa yang telah kami berikan, sehingga berkurangnya sumbangan kematian akibat kanker payudara,” pungkas Ila. (Red)