Views: 213
BANJAR, JAPOS.CO – Dinas Kesehatan Kota Banjar, mencatat ada sebanyak 13 kasus pasien penyakit sifilis pada tahun 2022. Sedangkan, pada tahun 2023 ada 4 orang yang terkena penyakit sifilis.
Kepala Dinkes Kota Banjar, dr. Andi Bastian mengatakan, wilayah tertinggi kasus pasien yang terjangkit penyakit tersebut berada di Kecamatan Purwaharja. “Nah, untuk yang 4 kasus tahun ini ada di Kecamatan Banjar dan Langensari,” katanya, Senin (26/6).
Jika melihat dari data yang tercatat, kata dr. Andi, rata-rata pasien yang terkena penyakit sifilis itu berusia produktif antara 25-49 tahun. “Temuan kasus pasien penyakit sifilis tersebut merupakan hasil screening penyakit menular yang dilakukan setiap wilayah kerja Puskesmas. Selama ini pihaknya sudah melakukan edukasi agar masyarakat terhindar dari penyakit menular seksual (PMS), “ katanya.
Menurutnya, dengan terungkapnya kasus TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) anak di bawah umur di Kota Banjar tak hanya menimbulkan kekhawatiran masalah perdagangan orang saja, tapi juga penyakit menular seksualnya. Hal itu tidak bisa dipungkiri bahwa pergaulan bebas menjadi salah satu faktor penyebab penularan PMS, diantaranya penyakit sifilis atau raja singa.
- Andi menyebutkan, penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri. Cara penularannya bisa dari hubungan intim dengan berganti-ganti pasangan atau yang lainnya. “Jika langsung ditangani pasien tersebut bisa sembuh. Karena penyakit sipilis disebabkan oleh bakteri. Sedangkan tingkat virulensinya tergantung apakah bakterinya sangat banyak yang masuk, dan juga daya tahan tubuh seseorang. Kalau secepatnya diobati bisa sembuh,” ujarnya.
Ciri-ciri seseorang yang terkena penyakit sifilis, tandas dr. Andi, adalah perubahan pada cairan tubuh, serta munculnya luka pada alat kelamin. “Pastinya orang tersebut punya keluhan. Biasanya keluhan pada cairan tubuh yang mengalami perubahan, dan luka pada alat kelamin. Dampak dari penyakit sifilis bagi seseorang yaitu bisa menyebabkan rusaknya sistem organ reproduksi manusia, “ tandasnya. (Mamay)