Views: 218
JAKARTA, JAPOS.CO – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menyatakan bahwa sejauh ini dirinya belum memiliki jagoan politik untuk menjadi Presiden di 2024. Menurutnya, hampir semua nama tokoh yang digadang-gadang menjadi bakal calon Presiden belum memiliki komitmen untuk menyatakan tidak terhadap ideologi trans-nasional, khilafah.
“Saya belum memiliki pandangan, karena mereka belum ada yang berani menyatakan dengan lantang menolak Khilafah,” kata Habib Syakur kepada Media, Minggu (25/6).
Mengapa khilafah menjadi isu yang sangat dipandang oleh Habib Syakur, karena paham ini acap kali digunakan oleh kelompok pembawa ideologi untuk mengganggu eksistensi Pancasila dan NKRI.
“Kelompok ini akan selalu mengganggu Pancasila dan NKRI. Karena tujuan utama mereka adalah mengganti Pancasila menjadi Khilafah, dan mengubah NKRI menjadi Negara Islam,” ujarnya.
Bagi ulama asal Malang Raya ini, embrio pengasong Khilafah dan semua sempalan politik pasca Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibubarkan oleh pemerintah, ternyata masih eksis dan bergerilya. Memang secara legal standing, para pengusung Khilafah Islamiyyah tidak menggunakan brand HTI, akan tetapi paham dan propagandanya masih muncul.
“Ini ideologi, tak bisa dihentikan dengan sekadar bubarkan organisasi. Makanya, pemerintah ini seperti membiarkan bom waktu dengan tak menggubris propaganda pengasong khilafah ini,” tuturnya.
Oleh sebab itu, ia berharap dari sekian calon presiden yang akan bertarung dalam meraih dukungan elektoral di Pilpres 2024, ada yang berani lantang dan komitmen untuk menolak semua geraka dan eksistensi ideologi Khilafah dengan motif apapun.
“Karena bagi saya, siapapun Capresnya nanti, dia harus benar-benar menolak Khilafah,” sambungnya.
“Siapapun yang menyatakan itu (menolak Khilafah), insya Allah dia presiden terbaik menurut saya,” pungkas Habib Syakur.(Red)