Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Emak Itoh: Saya Makan Nasi Dengan Garam dan Lalapan

×

Emak Itoh: Saya Makan Nasi Dengan Garam dan Lalapan

Sebarkan artikel ini

Views: 239

KKB, JAPOS.CO – Perempuan tua yang sapaan sehari – hari oleh warga setempat Emak Itoh sudah berusia 66 tahun, hidup sebatang kara menempati rumah panggung yang tidak layak huni di kampung Pasir Tengah RW 09, RT 04, Desa Tanjung Wangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Menyambung hidup, ia  sehari – harinya membuat tusuk sate sebagai penghasilannya. Dirinyapun hanya mampu membuat 500 buah tusuk sate dalam sehari.Jika dijual hanya mendapat uang 9 ribu rupiah.

Jumat (23/6/2023) Japos.co menyambangi kediaman Ema Itoh tempat tinggal yang sangat sederhana itu jauh dari syarat rumah layak. Dindingnya dari bilik bambu  yang terlihat mulai rapuh dimakan usia, lantai dari bambu belah  dan atap genteng rumah itu juga sudah banyak yang retak dan bocor.

Untuk urusan buah hajat,Emak Itoh mengandalkan numpang ke tetangga karena kediamannya tidak memiliki kamar Mandi Cuci Kakus (MCK).

“Begitulah nak kondisi Emak sehari – harinya,” katanya kepada wartawan.

Ada nestapa dalam setiap tutur kata sang nenek. Bila ia hitung-hitung, dalam sebulan sudah sangat banyak bila ia bisa mengumpulkan uang Rp300 ribu. Angka yang sama sekali tidak cukup untuk membiayai hidup satu bulan.

“Dicukup-cukupkan saja, mau apa lagi adanya cuma itu, saat tak ada duit, makan nasi hanya dengan garam dan tambah lalapan,” tambahnya.

Wanita ini tidak memiliki keturunan dari almarhum suami tercinta yang telah lama meninggal. Mirisnya lagi, wanita ini sering merasakan sakit dibagian perut yang belum diketahui apa penyakitnya.

Dirinya mengaku, sulit pergi berobat lantaran belum memiliki cukup uang untuk biayanya perawatan dan membeli obat.

Bahkan, Itoh juga selama ini belum pernah menerima bantuan sosial dari pemerintah pusat seperti, bantuan pangan non tunai (BPNT), program keluaga harapan (PKH).

“Ema mah teu acan pernah narima jang (saya itu belum nerima bantuan), ema mah mung bisa ninggal batur cigah narima bantuan beas (saya hanya bisa melihat oranglain yang menerima bantuan beras),” ucap Itoh bernada sedih.

Penghasilannya tersebut, tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Itoh sendiri. Oleh karena itu, dirinya sangat mengharapkan bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat.

Ketua Rw 09 Desa Tanjung Wangi, Kecamatan Cihampelas, KBB, Heri membenarkan bahwa Ema Itoh belum pernah menerima bantuan seperti, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

“Kita hanya bisa memberikan bantuan langsung tunai (BLT) yang berasal dari Pemerintah Desa Tanjung Wangi. Beliau tidak dapat BPNT dan PKH karena tidak memiliki keturunan dan terkendala administrasi kependudukan,” katanya.

Di wilayahnya saja, ada beberapa lansia yang bernasib serupa dengan ema Itoh. Namun, sebagian mendapat bantuan dari pemerintah pusat lantaran memiliki keturunan.

“Saya harap pemerintah bisa memberikan  bantuan kepada para lansia yang ada disini terutama kepada ema Itoh,” ujarnya.

Ia mengaku kecewa lantaran tidak pernah dilibatkan pendataan bagi penerima bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah pusat tersebut. Oleh karena itu,  Heri menilai, bantuan-bantuan tesebut belum tepat sasaran.

“Keinginan saya jika ada segala bentuk  bantuan, para RT dan  RW setempat agar  dilibatkan dari sebelumnya. Jangan sampai hanya orang itu-itu lagi yang dapat bantuan,” tandasnya.(DEMAK GULTOM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *