Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINESUMATERASumatera Utara

Abdi Manahara Damanik Marah Besar Keluarganya Korban Penipuan Dukun Palsu

×

Abdi Manahara Damanik Marah Besar Keluarganya Korban Penipuan Dukun Palsu

Sebarkan artikel ini

Views: 245

SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Siapa yang tidak murka kalau keluarganya di tipu oleh dukun palsu apalagi dengan membawa nama “Gus” yang sebenarnya nama tersebut selayaknya di pakai oleh para cendekiawan, bahkan para ulama-ulama besar Islam.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Iwan alias Gus adalah merupakan warga
jalan bola kaki Kampung Banjar kota Pematangsiantar, yang kini tinggal di salah satu rumah kontrakan di Simpang Silalahi Karangsari Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun Sumatera Utara, menjadi Viral di media sosial facebook atas nama Abdi Manahara Damanik, SH, lantaran telah memperdaya korbannya melalui kata-kata ada jin masuk.

Selanjutnya korban di arahkan untuk membayar sejumlah uang untuk batu cincin dan batu untuk kalung dengan modus di baca mantra atau di isi doa dari Al quran dan korban tersebut tak lain adalah keluarga langsung dari Abdi Manahara Damanik SH.

Abdi Manahara Damanik, SH mengatakan kepada awak media Japos.co di kediamannya di karangsari, Sabtu (17/06/2023)
berawal dari adik perempuan saya yang nomor tiga menyewa ruko, yang berdampingan dengan Alfamart, untuk usaha toko roti.

“Nah dikenalkan oleh keluarga suaminya(adik ipar) saya yang bernama Rudy, yang bekerja di Pam kotamadya ke seorang yang bernama Iwan, karena sebelumnya keponakan atau anak dari adik saya, badannya kurus dan wajahnya pucat, jadi berdasarkan itulah, keluarga dari suami adik saya ini berinisiatif, memperkenalkan adik saya dengan si iwan, selanjutnya setelah di perkenalkan, pelaku(iwan) langsung mengklaim keponakan saya atau anak adik saya, diikuti jin, makanya badannya(keponakan) saya kurus seperti itu,” ujar Abdi Manahara Damanik.

“Nah itulah awal perkenalannya Bang, sampai akhirnya mereka menjalin hubungan silaturahmi ya entah apalah yang mereka perbuat ya kita tidak tahu apakah mungkin setelah perkenalan itu ternyata anak adik saya ini jadi normal kembali badannya jadi gemuk saya nggak tahu mungkin berdasarkan Itu adik saya ini jadi yakin sama si Iwan alias Gus,(pelaku).dan karna adik saya merasa anaknya sembuh dan normal, membuat mereka, datang mengantar kue ke rumah rumah pelaku sebagai tanda terima kasih,” jelas Abdi

“Tapi menurut saya itulah kebodohan adik saya Ini bang, kembalinya badan anaknya gemuk atau menjadi kembali bersemangat gairah makannya tambah, ya kalau saya menyikapi bukan karena Perkenalan sama si Iwan atau bukan karena sesuatu yang dibuat si iwan, tapi begitulah memang Si Iwan ini ya seorang pelaku penipuan, ya makanya dengan serta-merta melalui bahasa yang dia(iwan) tata sedemikian rupa terjeratlah adik saya ini jadi Percayalah sama sugesti si Iwan,” lanjutnya.

Selanjutnya adik perempuan saya, (Rosa) ini, memperkenalkan Si Iwan(pelaku) ini dengan orang tua saya,(Bidan boru Hutagaol), bidan senior di Karangsari yang dikenal cukup baik oleh warga Karangsari, Mama saya pun jadi tersugesti melalui adik saya, makanya saya anggap ini sugesti berantai, “memang sudah inilah cara dia(iwan alias Gus) mencari korbannya,melalui cara, “dia amati, dia lihat calon korbannya punya potensi nggak dari segi materi dari segi ekonominya bisa nggak untuk dia mengorek keuntungan jelas Abdi”.

sampai akhirnya lanjut Abdi, saudara perempuan saya maupun orang tua (Ibu)saya, dari penilaian saya sudah menyimpang dari hal-hal yang diterapkannya dalam kehidupannya, karna sudah tersugesti dari Si Iwan alias Gus ini, dalam menyampaikan edukasinya.

Terus Sambung Abdi, dalam mensugesti korbannya,(keluarganya), dia(pelaku, iwan alias Gus), diselipkannya asma-asma Allah bahasa-bahasa agama Nah itulah yang kurang di sadari oleh Kebanyakan orang bahwasanya bahasa-bahasa agama lah yang paling mujarab untuk bisa memasukkan doktrin penipuan, sampai- sampai, mamak saya ini pun, berusaha mengenalkan Si Iwan alias Gus ini, kepada adik-adiknya, yang di Jakarta yang saya tag namanya dalam postingan saya di Facebook ujar Abdi, tiga orang Adik Mama saya, dua laki-laki satu perempuan yang perempuan Lina Hutagaol itu adalah istri seorang gadis pariwisata di Kota Tarutung dua lagi laki-laki satu bernama piler Hutagaol ya ini bekerja di perusahaan kontraktor terkenal rekanan urusan seluler, Nah yang satu lagi jusMin Hutagaol, ini seorang yang punya jabatan di maskapai penerbangan Garuda bagian pengadaan barang, jadi mereka bertiga adalah orang-orang yang kredibel dalam pekerjaannya Kredibel dari segi pengetahuan dan pendidikannya jadi kecil kemungkinan untuk mudah terhipnotis atau tersugesti Kalau bertemu langsung sama si Iwan apalagi bertemu di rumahnya makanya saya jelaskan dalam postingan saya bukan korban datang ke rumah Si Iwan ini tapi korban ini mengenal si Iwan hanya sebagai rekomendasi Contohnya kayak ketiga Adik Mama saya ini bagaimana nggak percaya dengan si Iwan karena yang mengenalkan kakak kandung mereka jelas Abdi, secara logika menurut ketiga adik kandung mamak saya, mana mungkin, seorang Kakak menjerumuskan mereka,

selanjutnya menurut Abdi, ibu nya memperkenalkan pelaku iwan ke istrinya, “mama saya berusaha mengenalkan pelaku iwan ke istri saya, dengan memanggil istri saya datang ke rumah ibu saya, saat itu pelaku iwan datang ke rumah ibu saya, disana ibu saya menceritakan perihal pelaku iwan ini.
Selanjutnya setelah istri saya terkena sugesti dari ibu(mamak) saya, akhirnya tanpa pengetahuan saya, istri saya menyerahkan uang sebesar lima ratus ribu rupiah(Rp 500.000)untuk pembuatan batu untuk kalung dengan iming-iming mendatangkan rezeki dan di isi dengan mantra-mantra, jelas Abdi dengan nadah emosi. Namun menurut Abdi apa karna istrinya rajin sholat(beribadah), batu yang di berikan si pelaku “iwan alias Gus”, pecah, perihal tersebut istri Abdi manahara Damanik melaporkan ke mertuanya bahwa batu pemberian pelaku iwan alias Gus pecah dan minta di ganti,.selanjutnya pelaku iwan mengabulkan akan mengganti kembali batu yang pecah tadi namun pelaku meminta sejumlah uang kepada korban (istri) dari Abdi Manahara Damanik SH, namun setelah sejumlah uang di berikan, batu untuk kalung yang pecah tak kunjung di berikan pelaku.

“Uang udah di kasih bang mirisnya lagi uang tersebut adalah uang dari mamak saya untuk membayar pengganti batu yang pecah itu,” ucap Abdi geram.

“Tidak hanya sampai di situ ibu saya juga berusaha memperkenalkan saya dengan si pelaku Gus yang belakangan di ketahui Abdi, pelaku bernama iwan, warga
jalan bola kaki Kampung Banjar kota Pematangsiantar, setelah di pertemukan,” ujar Abdi, menilai sambil menatap wajah dan mata pelaku Iwan, alias Gus, terdapat sesuatu yang tidak beres alias pelaku adalah seorang penipu, setelah melalui perdebatan, pelaku iwan bergegas pulang ke rumah kontrakannya di Simpang Silalahi, Karangsari.

Selanjutnya Abdi, tak ingin membiarkan begitu saja mangsa nya. Ia mendatangi rumah pelaku dan meminta pelaku iwan alias Gus, mengembalikan uang lima ratus ribu(Rp.500,000) yang diterimanya dari istrinya.

“Saya datang bang ke rumahnya di Simpang Silalahi Karangsari minta agar si pelaku Iwan ini mengembalikan uang istri saya, karena takut dan malu apalagi di dengar para tetangganya akhirnya si pelaku mengembalikan uang lima ratus ribu apalagi batunya tidak kunjung di kasi” ujar Abdi.

Selain keluarganya yang menjadi korban penipuan yang berkedok dukun palsu, terdapat korban lain, yang di buktikan dari sebuah postingan di facebook Abdi Manahara Damanik. Dalam percakapan balasan terdapat seorang berinisial IRM yang juga menjadi korban batu cincin pelaku Iwan alias Gus, sebesar lima ratus ribu (Rp.500,000) rupiah.

Agar masyarakat luas termasuk warga masyarakat karangsari kecamatan Gunung maligas simalungun tidak menjadi korban berikutnya, Abdi manahara Damanik berharap hati- hati dengan pelaku yang bernama iwan alias Gus karna dia adalah penipu alias dukun palsu.(Zul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *