Views: 300
BANDUNG BARAT, JAPOS.CO – Awalnya malas berbicara tentang dugaan tindakan koruptif di Kabupaten Bandung Barat (KBB), tapi ada teman media selalu meminta untuk berbicara dengan anggapan, bahwa saya paham praktik praktik tindakan tersebut.
Pertama, ramainya dugaan tindakan koruptif di KBB, kala Bilal Al Farizi, koordinator Aktivis Pemuda Bandung Raya melaporkan Bupati KBB, Hengki Kurniawan diduga melakukan praktik jual – beli jabatan pada rotasi/mutasi yang lalu. Kedua pemberian mobil dari pengusaha terkait pembangunan Pasar Tagog, bukan Pasar Panorama. Ketiga, ini yang sangat parah, yaitu dugaan penghapusan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) di Bappelitbangda sebesar Rp 3 milyar lebih yang dilakukan oleh oknum auditor Inspektorat KBB. Keempat, yang belum tercium para aktivis adalah dugaan penyalahgunaan Anggaran Sekretariat Dewan DPRD sebesar Rp 3, 7 miliar yang dipakai untuk rapat para Kepala Desa dan para camat serta kegiatan lainnya bekerjasama dengan beberapa anggota Dewan. Yang lainnya? Penyelesaian pembangunan gedung DPRD yang harus diselesaikan pada bulan Oktober, Dananya ke mana?
“Saya sangat sedih sekali. Apa yang harus saya katakan? Kok para pemangku jabatan di KBB tidak pernah bercermin dari peristiwa yang sama dengan terkena OTTnya bupati terdahulu? Parahnya, ada anggota dewan, kata jaringan saya, yang berkata, percuma yang demo kemarin ini. Toh mereka gak punya bukti. Sungguh ucapan wakil rakyat yang sombong.” Kata Jachja Taruna Djaja, Aktivis Jaga (Jaringan Pencegahan Korupsi) dan Ketua Umum Indonesia Corrupsian (ICM) saat ditemui Japos.co dikediamannya, Minggu (28/5/2023).
Jachja Taruna Djaja menambahkan,sebagai manusia yang beriman, kita harus tawadlu, hindari kesombongan diri. Ingat, ini masalah waktu saja. Sadarlah uang hasil korupsi itu haram. Anak isteri jangan dibiayai hidup dan penghidupannya dari hasil korupsi. Dugaan tindakan koruptif yang terjadi di DPRD, data-datanya sudah ada dan tim kami akan mendesak KPK untuk melakukan lidik. Saya sangat tidak suka dengan orang yang sombong.”
“Terkait penghapusan LHP yang dilakukan oknum auditor Inspektorat, semakin membuka lebar -lebar pintu tindakan koruptif di dinas lainnya. Jangan berpura bersih. Mereka selalu berkata anggaran kita defisit. Menurut saya, lebih tepatnya defisit anggaran yang direncanakan. Saya sangat prihatin dengan masyarakat KBB, uang yang disetorkannya ke Kas Daerah, hanya sebagian kecil saja dinikmati dalam bentuk kegiatan yang belum tentu sesuai kebutuhannya. Ya…kita berdoa saja, semoga pada insyaf. Lolos di dunia tidak masalah, Alloh Mahatahu dan Mahamendengar.” Pungkas JTD mengakhiri wawancara ini yang mendapat amanah menjaga KBB dari almarhum Kang H. Endang Anwar (Pendiri KBB).(Demak Gultom)