Views: 239
CIAMIS, JAPOS.CO – Pemerintah Kabupaten Ciamis, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, mendukung penuh pengembangan pertanian organik yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan menghasilkan produk pangan yang sehat.
Hal itu tampak dengan adanya kegiatan Sosialisasi dan Rembug Sekolah Lapang Tematik Pertanian Organik “Gerakan Tani Pro-Organik” (GENTA ORGANIK) yang berlangsung di kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Cihaurbeuti, beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis hadir secara langsung didampingi Kepala Bidang Penyuluhan, bersama dengan Kepala Bidang Penyuluhan DTPH Provinsi Jawa Barat, tampak hadir petani/kelompok tani pelaku Pertanian organik, dan juga dihadiri oleh Sekmat Cihaurbeuti, unsur Koramil dan Polsek Cihaurbeuti, Kepala Desa Cijulang, Sukahaji dan Sukasetia Kecamatan Cihaurbeuti, Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Ciamis, UPTD Pengembangan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kecamatan Cihaurbeuti, Penyuluh Pertanian BPP Cihaurbeuti.
Sumberdaya di Kecamatan Cihaurbeuti dengan luas lahan sawah kurang lebih 1.200 Ha yang mendukung pertanian organik. Padi organik dapat meningkatkan nilai tambah bagi petani, dan petani tidak khawatir dengan kelangkaan pupuk kimia yang selama ini terjadi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Slamet Budi Wibowo. Menurutnya, dengan adanya program GENTA ORGANIK harus betul-betul dimanfaatkan dalam pengembalian tata kelola lahan pertanian pro organik. “Juga diharapkan hasil panen secara maksimal. Dengan adanya SL Genta Organik dapat meningkatkan kapasitas dan motivasi petani untuk bertani tanpa bahan kimia sehingga mengurangi penggunaan pupuk kimia. Penerapan pupuk organik yang berimbang, dan untuk kedepannya kegiatan ini harus bisa berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut Kepala Bidang Penyuluhan DTPH Provinsi Jawa Barat, Ajat Sudrajat menyampaikan, solusi yang bisa diberikan yaitu menumbuhkan kesadaran bersama untuk mengembalikan lahan tanaman yang sesuai aturan. “Petani juga harus sadar dengan langkanya pupuk dan harga semakin mahal,” ujarnya.
Ajat juga memberikan motivasi kepada para petani dalam hal pengembangan sistem tata cara pembuatan pupuk organik hayati, pupuk pestisida alami, dan pupuk pembedah tanah. “Sehingga petani dapat mendapatkan keuntungan dari hasil panen, serta budidaya yang ramah lingkungan,” pungkasnya. (Mamay)