Views: 442
BENGKULU, JAPOS.CO – Ada 19 Warung Remang-Remang (Warem) dan Kafe yang beroperasi di wilayah Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara (BU), Provinsi Bengkulu. Informasi yang berkembang dimana Warem tersebut sudah beroperasi sekitar dua tahun belakangan, dengan ada nya keberadaan Warem tersebut membuat resah warga di daerah itu, terutama Kaum Hawa yang notabenenya diduga mengganggu kehidupan rumah tangga warga di kecamatan.
Parahnya lagi, dikabarkan sudah ada warga setempat yang terjangkit penyakit yang membahayakan yakni Human Immunodeficiency Virus (HIV). Hal ini di katakan oleh ibuk Ayu ketika di konfirmasi melalui sambungan telepon seluler nya Minggu (19/3) sore, dimana Ibuk Ayu tersebut juga ikut terlibat bersama ibuk- ibuk lain nya dalam pembongkaran Warem yang ada di Kecamatan Ketahun itu.
“Atas kesepakatan bersama sekitar pukul 10 pagi terpaksa kami turun langsung ke lokasih, karena selama ini inspirasi yang kami sampaikan tidak ada tanggapan dari pihak yang berkompeten,” kata Ayu mewakili teman-temannya.
” Dua bulan yang lalu kami sudah mendatangi empat Desa guna mengajukan Inspirasi kami sebagai warga di daerah ini, supaya warung remang- remang dan kaffe yang gak jelas itu di tutup. Tapi apa, kata Ayu,” apa yang kami sampaikan tidak ada tanggapan, bahkan terus saja berlarut-larut, sehingga membuat rumah tangga kami berantakan, bahkan sudah ada yang terjangkit Virus HIV,” tegas Ayu.
“Tiga hari tutup setelah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) dari Arga Makmur melakukan Operasi, setelah itu mereka buka lagi sampai hari ini tutur Ayu. Tidak hanya kades yang kami temui, camat juga kami temui, namun pak camat minta bukti, dan kami perlihatkan kan bukti- bukti yang selama ini kami ketahui papar Ayu. Ternya secara diam-diam Satpol-PP kembali turun, tapi tanpa sepengetahuan masyarakat, entah apa hasil nya kami tidak tahu, pastinya warung dan kaffe itu masih saja beroperasi,” lanjutnya.
“Jum’at kemaren, kembali kami menemui kades dan camat mengabarkan bahwa kami akan melakukan demo, namun camat mengatakan” saya tidak menyuruh dan tidak melarang, silahkan apa mau nya yang jelas Satpol-PP dan Tripika sudah turun kata camat terang Ayu, awalnya kami tidak berniat untuk melakukan pembongkaran itu, hanya mau menemui pemilik nya, namun keberadaan kami dihalang-halangi oleh perempuan pelayan nya, sontak kami naik pita,” ujar Ayu dengan nada emosi.
Dikatakan Ayu, hari ini (Minggu) baru 3 yang kami obrak Abrik dari 19 yang ada di disini diantara nya, Warung Remang-remang pak Eko dan Kaffe Yuli. Dalam aksi ini kami di awasi oleh pihak kepolisian dan babinkamtibmas.
“Desa yang kami temui yaitu, Kades Giri Kencana D1 Wahyu, Kades Bukit Indah Kiki, Kades Pasar Ketahun Septa Irawan dan Kades Kuala Langi Apriadi. Karna warung dan kaffe itu berada di empat desa ini, barang bukti yang kami temukan, Minuman keras, kasur, dan obat yang di duga seperti obat kuat,” tandas Ayu.
Terpisah, salah satu Kades Pasar Ketahun Wahyu yang dapat di hubungi Japos.co, saat disinggung soal pembongkaran warung dan kaffe tersebut, mengatakan, dirinya tidak tahu sama sekali adanya aksi pembongkaran warung dan kafe yang dilakukan ibu-ibu, dikarenakan tidak berada di tempat dan dirinya tidak menerima laporan dari warga jika ada aksi pembongkaran itu.
“Saya tidak tau sama sekali soal pembongkaran Kafe dan warung itu karna saya sedang tidak dir rumah, paginya saya di kebun, siang nya saya pergi ke undangan,” singkat kades Wahyu.
Hingga berita ini diturunkan Camat Kecamatan Ketahun Nasri ketika di konfirmasi Via Watshapp (WA) belum memberikan tanggapan.(JPR)