Views: 304
KOTA PEKALONGAN, JAPOS.CO – Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan terus mengejar skor Pola Pangan Harapan (PPH) dimana masih kurangnya konsumsi unsur umbi-umbian, sayur dan buah masyarakat setempat melalui pelatihan olah kreasi pangan.
Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Muadi menyebutkan skor PPH di Pekalongan tahun 2022 lebihi target yakni 94.07 persen dari 80.05 persen, namun dari tahun ke tahun beberapa unsur seperti umbi-umbian, sayur dan buah masih belum meningkat, “Kita genjot melalui pemberian latihan, agar masyarakat ini bisa tertarik untuk konsumsi umbi-umbian tentunya dengan kreasi menu olahan kekinian,” katanya dalam pelatihan olahan pangan berbahan baku singkong dan jagung, di kantor Dinperpa, Senin (6/3/2023).
Dikatakan Muadi, pelatihan ini sinergi antara TP PKK kota, kecamatan, kelurahan dan kelompok P2L se-kota Pekalongan. Lebih lanjut, ia menjelaskan tiap pelatihan olah pangan, pihaknya juga terus menggaungkan pentingnya konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA), “Selain kita cari bahan baku alternatif yang murah dan mudah didapat, kita juga edukasi peserta kalau banyak manfaat yang bisa diambil dari bahan lokal kemudian kita juga mengajak masyarakat untuk terus memperhatikan pangan B2SA,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya memberikan apresiasi dengan adanya pelatihan rutin ini, sebab hingga saat ini masyarakat masih mengandalkan nasi sebagai sumber karbohidrat, padahal banyak jenis makanan yang mengandung karbohidrat, “Di kota Pekalongan banyak petani menghasilkan singkong, umbi-umbian, jagung yang mengandung karbo, nah supaya merata, tidak hanya dari beras saja tetapi masyarakat ini bisa konsumsi yang lain agar petani selain padi juga bisa sejahtera karena meratanya konsumsi masyarakat,” terangnya.
Oleh sebab itu, ia berharap peserta bisa membuat olahan pangan lebih bervariasi dan membuat anak tertarik untuk mencoba, sehingga kebiasaan untuk konsumsi karbohidrat selain nasi bisa mulai dikenalkan sejak dini, “Hari ini, singkong dibuat jadi onigiri sedangkan jagung dijadikan schotel, selain itu bahan lainnya juga ada sayur, telur, prohe jadi nilai gizinya lengkap dan lebih menarik,” sambungnya.
Hadir sebagai narasumber, Karsiti dari Indonesian Chef Association (ICA) Kota Pekalongan menambahkan bahan baku lokal sangatlah mudah untuk dikreasikan dalam berbagai macam menu makanan dan dapat dijadikan sebagai ide usaha untuk menambah penghasilan keluarga, “Kemudian ini juga bisa dijadikan alternatif ide bekal anak-anak, mungkin mereka malu atau kurang suka ya kalau bentuknya utuh misalnya hanya direbus atau digoreng, kalau dikemas seperti makanan kekinian mereka akan lebih suka,” pungkasnya.(sofi)