Views: 262
KOTA CIMAHI, JAPOS.CO – Rombongan Komisi III DPRD Cimahi,didampingi Kepala Dinas Budaya Parawisata Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi Achmad Nuryana, melakukan Inspeksi Mendadak ke lokasi Eko Wisata Cimenteng (EWIC) Cipageran Cimahi Utara, Rabu (8/2/2023).
Yus Rusnaya Ketua Komisi III menyatakan, Sidak ini dilakukan bertujuan untuk monitoring atau melihat langsung situasi di kelapangan sudah sejauh mana keadaan perkembangan Pembangunan serta dan melakukan evaluasi untuk Ekowisata Cimenteng.
“Pembangunan Eko Wisata yang menggunakan anggaran provinsi Jawa Barat, dalam tahap pertama sebesar Rp 3,1 Miliar, lalu kemudian Dana juga dari Pemerintah Kota Cimahi sebesar Rp 1,6 Miliar, Namun kami sudah melihat secara langsung pembangunannya baru 50%, kemudian jalan masuk ke lokasipun masih rusak”, terang Ketua Komisi III.
Kalau dilihat secara kasat mata itu pembangunannya baru 50%, jalan masuk lokasi masih rusak, juga pengembangan lahan juga masih kuran
Komisi III juga mendorong kepada pemerintah Kota Cimahi, agar Pembangunan Ekowisata Cimenteng dapat lebih dioptimalkan dengan penambahan anggaran, memang anggarannya tidak kecil yang tau percis memang Pihak Disbudparpora.
Namun Yus berharap, kepada pihak Disbudparpora dapat membuat perencanaan yang se detail mungkin, agar pengembangan Ekowisata Kota Cimahi dapat terselesaikan sesegera mungkin.
Hal yang senada disampaikan H Enang Sahri Lukmansyah, Terkait masalah Ekowisata, pembangunannya yang masih belum maksimal dan perlu penataan yang signifikan.
Tapi yang disayangkan dengan sarana dan Prasarana yang seperti itu, hal ini tidak mungkin Ekowisata akan menghasilkan PAD, ini harus ada Icon yang bisa dijadikan magnet, bagi para wisatawan.
“Sementara Ekowisata itu, untuk dijadikan magnet dengan anggaran yang sudah diserap sebesar Rp 3,1 Miliar dan Rp1,6 Miliar hanya sebatas tambahan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) batuan gubernur sebesar Rp 3,1 Miliar hanya untuk pematangan lahan dan dua WC, landskip yang seadanya, ada tenda yang jadi iconnya, sifatnya hanya baru sementara,”terang Enang.
Enang berharap, “Untuk EWIC tersebut dapat terselesaikan secepatnya, kami mendorong bagaimana supaya jadi daya tariknya, yang utama masalah landskipnya mau seperti apa? Tempat bermainnya mau seperti apa? Paling tidak dengan anggaran tambahan Rp 1,6 Miliar itu, ada panggungnya, ada tempat UMKMnya, itu harus didirikan dahulu disitu, sebagai daya tariknya,”
Enang menambahkan, lahan Ekowisata seluas 6.000 meter persegi, lahan parkirpyu juga kurang memadai, Kalau menurut saya lahan seluas 6.000 meter persegi tidak akan cukup, apalagi dengan berkeinginan menarik anak sekolah untuk camping, untuk kegiatan kepemimpinan disitu, ini gak mungkin bisa dilaksanakan dengan prasarana yang tidak mendukung.(Demak Gultom)