Views: 185
CIPUTAT, JAPOS.CO – Pembangunan drainase di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kini dikebut. Para pekerja tampak mengeruk sisi kiri-kanan jalan dengan harapan pekerjaan dapat segera selesai sesuai dengan kontrak yang sudah disepakati. Tentu saja hal ini disambut antusias oleh warga Tangsel.
Namun masyarakat sangat menyayangkan pekerjaan proyek yang dari arah Prapatan Duren menuju Pasar Ciputat yang pengerjaannya dilakukan pada siang hari sehingga dengan sendirinya mengganggu aktifitas sehari-hari warga masyarakat yang lalu lalang melintasi jalan sepanjang Jl KH Dewantara Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat
Salah satu warga yang memiliki usaha bengkel sepeda motor bernama Marlina S mengaku sangat terganggung akibat adanya galian di depan usahanya. Meski gorong-gorong sudah terpasang namun tidak serta merta diurug oleh pihak kontraktor sehingga kondisinya masih menganga dan konsumen yang hendak melakukan service di tempat usahanya mengurungkan niatnya karena tidak ada akses untuk bisa masuk ke bengkel tersebut.
“Sudah sebulan lebih, kondisi galian drainase di depan usaha saya menggantung, tidak langsung dirapikan meski gorong-gorong sudah terpasang, sehingga tetap akses keluar-masuk sepeda motor ke bengkel saya tidak bisa,” katanya.
Bahkan menurutnya, jauh hari sebelum gorong-gorong digali, dirinya sudah memohon kepada pihak pengawas agar tetap memperhatikan akses, untuk bisa keluar-masuk sepeda motor, yang kemudian di iyakan oleh si pengawas. “Bahkan suami saya sudah beberapa kali menyamparin orang lapangan yang berinisial Hr, katanya oke, namun nyatanya sampai sekarang tidak ada tindakan,” ungkapnya.
Keluhan serupa disampaikan Tohir, pemilik usaha cucian motor mengaku bahwa masih ada gorong-gorong belum terpasang di depan usahanya sehingga hingga kini galian di depan usahanya masih tetap menganga. DIrinya juga sangat berharap pihak kontraktor dapat memperhatikan kondisi ini sehingga jangan sampai, akibat dari pengerjaan gorong-gorong tersebut berdampak buruk terhadap ekonomi masyarakat setempat. “Ya, kalo ini dibiarkan berlama-lama maka secara otomatis ekonomi warga sini dengan sendirinya akan mati, karena tidak ada akses,” tegasnya.
Untuk itu dirinya berharap agar pihak kontraktor dapat memperhatikan keluhan warga, terutama yang memiliki usaha sehingga meski pengerjaan belum rampung namun di setiap titik yang ada usaha dapat diprioritaskan untuk dilakukan perapihan.(SnG)