Views: 181
SOLOK SELATAN, JAPOS.CO – Lomba Paskibraka yang di laksanakan di halaman kantor Balai Kota Bukittinggi, menjadi sorotan oleh guru guru pendamping tim peserta per SLTA Se provinsi Sumbar, Sabtu 26/11/2922 yang lalu.
Undangan yang ditujukan persekolah SLTA, sekolah lanjutan tingkat atas Se-provinsi itu dimaksud yakni kepada SMAN, SMKN dan Madrasyah Alia Negri (MAN) menuai tudingan, pasalnya ada keganjilan dalam penentuan sang juara atau pemenang yang terkesan adanya pengkondisian dugaan kecurangan.
Setiap jenis yang dilombakan juara 1 selalu SMAN Bukittinggi, MAN, SMPN Bukit Tinggi, sebut guru guru pendamping SMAN ,MAN, SMPN lainnya yang berasal dari tiga belas kabupaten dan Kota yang tidak maudituliskan namanya.
“Ditempat terpisah, sang panitia terkonfirmasi lewat handphone bernama Rian, Rian berstatus masih pelajar SMAN 1 Kodya bukit tinggi, dia mengatakan bahwa, jenis penilaian adalah, pertama keseragaman kostum,serta kerapian, kedua, gerakan, dan macam lainya,” sebutnya.
” Hal unik dan kejanggalan diucapkan oleh guru guru pendamping sekolahan dari daerah di halaman kantor Walikota Bukittinggi setelah usai penyerahan hadiah dengan tidak puas serta kecewa sekali dengan putusan juri yang memberikan nilai juara satu disetiap jenis lomba kesekolahan tuan rumah ( Bukittinggi red), kesannya seolah-olah dikondisian saja, artinya adanya indikasi kecurangan kerjasama sang panitia dengan mister juri,” gerutunya.
Tidak cukup disitu saja, guru guru pendamping lanjutnya, walaupun anak siswanya ada mendapatkan juara dua dan tiga, namun kecurigaan kami sangat sangat kuat kepada panitia ada permainan tidak sehat bersama sang juri, ya pastilah karena panitianya adalah siswa SMAN tuan rumah, sewaktu memberikan putusan penilaian hanya semaunya panitia dan juri saja, artinya tidak adanya pejabat Bidangpora yang mengawasi,” kesalnya.
“Lebih lebih mengecewakan lagi, mengenai hadia nomor 2 lomba Lkbb hanya dihargai uang 600 ribu, sedang kami tim 19 orang,tambah guru pendamping dua orang berarti 21 orang, apa lagi jarak sekolahnya dengan tempat lomba 205 km baru sampai ke lokasi lomba dihalaman kantor Walikota Bukittinggi ini, berkemungkinan banyak sekolah yang tidak akan mau menghadiri undangan panitia mengatasnamakan Paskibraka ini untuk tahun tahun berikutnya,” gerutu salah satu guru yang mendampingi dari Kabupen Solok Selatan. (EA)
“