Views: 944
BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Perumahan yang layak mencerminkan kehidupan keluarga nyaman, sejahtera dan bahagia, perlunya hidup yang layak. Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman apresiasi dukungan stakeholder mewujudkan penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat.
Di Kota Bukittinggi, masih terdapat rumah tempat tinggal warga dikategorikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), sehingga upaya meningkat menjadi Rumah Layak Huni (RLH), bahkan angkanya mencapai 30 ribuan unit. Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Bukittinggi Rahmat AE. Rabu (26/10/2022), program bedah rumah menjadi langkah menyikapi Rumah Tidak Layak Huni (RLTH).
Pemko Bukittinggi berupaya meningkatkan rumah TLTH dengan dana bersumber dari provinsi, sejauh pemanfaatan dana Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) anggota legislatif mampu menjawab persoalan. Program bedah rumah menjadi kewajiban Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Bukittinggi.
“Terima kasih kepada anggota DPRD yang telah mendukung program dengan mengalokasikan dana pokir untuk peningkatan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Kami menemukan 30 ribu RLTH di Kota Bukittinggi. Program bedah rumah ditata berkelanjutan seiring dari provinsi, di harapkan dari alokasi dana pokir anggota dewan,”ulas Rahmat
Realisasi program bedah rumah 12 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi Rumah Layak Huni (RLH). Belasan rumah disikapi anggota DPRD Kota Bukittinggi, Beny Yusrial memanfaatkan dana Pokir senilai Rp 435 juta.
“Kita sudah meninjau realisasi pekerjaan kegiatan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi Rumah Layak Huni (RLH). Memang untuk tahun sekarang sebanyak 12 unit yang kita bedah melalui dana alokasi pokir Ketua DPRD Kota Bukittinggi Beny Yusrial, totalnya 435 juta,” tutur Kaperkim Bukittinggi
Anggaran diberikan kepada penerima mengacu pada sejumlah indikator dan hasil verifikasi sehingga besaran yang diterima warga jumlah bervariasi. Anggaran yang diberikan ke masing warga sebagai penerima bervariasi, berdasarkan hasil verifikasi, ada yang dilaksanakan melalui peningkatan kualitas juga dengan pembangunan baru.
Rahmat menjelaskan dana yang diberikan pada warga bersifat stimulan sehingga tidak menjadikan bangunan dapat diselesaikan 100 persen. Kepedulian warga sekitar bersama pemilik rumah mewujudkan infrastruktur yang representatif.
“Kegiatan bedah rumah sifatnya stimulan, kami memberdayakan masyarakat bisa membangun rumah layak huni, demi keamanan dan kenyamanan mereka tinggal. Memang dana yang diberikan tidak bisa membuat bangunan dapat selesai 100 persen, kita mengharapkan masyarakat dapat melanjutkan dengan swadaya. Kepedulian masyarakat sekitar kita harapkan,” ulas Rahmat AE.(Yet)