Views: 245
PANDEGLANG, JAPOS.CO – Setelah adanya dugaan pungli PIP di MTs Anwarul Abidiyah Desa Ciseurehen Kecamatan Cigeulis, kini kembali adanya dugaan praktik pungli terjadi di sekolah tersebut, namun kali ini untuk pembangunan ruang kelas.
Ada kejadian yang sangat miris, bagaimana tidak, karena tidak mampu membayar uang iyuran bangunan sekolah, sejumlah orang tua siswa terpaksa bekerja sebagai kuli bangunan di MTs Anwarul Abidiyah.
Hal ini terungkap oleh Japos.co dari hasil wawancara ke salah satu orang tua siswa yang tidak sanggup membayar uang bangunan sebesar Rp 150 ribu.
“Awalnya kita rapat dipinta uang iuran untuk bangunan sekolah sebesar Rp 250 ribu oleh pihak sekolah, namun karena saya dan yang lainya tidak mampu saling tawar menawar akhirnya diputuskan oleh kepala sekolah kami dipinta iuran Rp 150 Ribu untuk bangunan, dan apabila yang tidak mampu bayar harus kerja disini,” ujar salah satu orang tua siswa kepada Japos.co.
Sopandi selaku Kepala Sekolah MTs Anwarul Abidiyah mengelak tentang adanya dugaan praktik pungli di sekolahnya dengan mengatas namakan iuran Uluang bangunan sekolah.
” Walaikum salam, kalo masalah iuran 150 untuk pembangunan itu hasil musyawarah antara orang tua dan komite kang, kalo menurut saya itu mah bukan pungli tapi sumbangan pembangunan dari orang tua, dan kalo menurut saya sah-sah saja sekolah swasta menerima sumbangan pembangunan dari orang tua apalagi hasil musyawarah orang tua dengan komite,” tuturnya.
Menyikapi hal tersebut Nawawi Ketua Umum LSM PeMaKi Provinsi Banten, mengecam keras terkait adanya dugaan pungli dengan dalih untuk pembangunan sekolah, karena menurut hasil penelusuran dirinya sekolah tersebut tercatat sebagai penerima bantuan BOS Afirmasi.
“Ini tidak bisa dibiarkan dan harus ditindak tegas, Kenapa harus ada pungutan lagi ke orang tua siswa sedangkan Mts Anwarul Abidiyah ciseurehen tercatat sebagai Penerima Bantuan Bos Afirmasi tahun ini lalu dikemanakan anggarannya,” pungkasnya. (Yan)