Views: 209
JAKARTA, JAPOS.CO – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora ) HR Agung Laksono meminta semua pihak untuk tidak mengutamakan mencari siapa salah, terkait tragedi korban kematian pasca pertandingan sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
“Jangan hanya terfokus mencari siapa yang salah, segera lakukan investigasi dan ambil langkah-langkah tepat, serta cegah agar hal serupa tidak terjadi lagi,” harapnya.
Tragedi kematian dalam olahraga di tanah air ini sungguh menyedihkan. Bahkan mengundang Presiden Joko Widodo menyatakan duka cita mendalam. Untuk itu ia menyatakan berbelasungkawa atas jatuhnya korban meningal di Stadion Kanjuruhan, usai pertandingan sepakbola Liga 1 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya.
“Sebagai mantan menpora dan sebagai watimpres, saya menyatakan duka yang mendalam atas tragedi sepakbola di Kanjuruhan ini,” katanya, Minggu 2 Oktober 2022 di Jakarta.
Ia mencatat ada 125 orang meninggal dunia dari supporter dan aparat keamanan. Hal ini tentu sangat membuat shok Bangsa Indonesia.
“Harusnya sepakbola menjadi olahraga pemersatu masyarakat, apalagi saat ini persepakbolaan kita sedang bangkit. Namun ternoda oleh peristiwa berdarah tragedi Kanjuruhan dan ini perlu perhatian khusus pemerintah pusat maupun daerah dan penyelenggara pertandingan,” tegasnya.
Ia berharap tragedi Kanjuruhan ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak dan harus dijaga agar tidak menghasilkan sanksi dari FIFA terhadap persepakbolaan kita yang sedang merangkak naik.
“Sekali lagi jangan hanya terfokus mencari siapa yang salah, investigasi dengan sungguh-sungguh dan ambil langkah-langkah tepat, sehingga hal serupa tidak terjadi lagi,” harapnya.
Cepat Ditangani
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar ini menghargai penanganan cepat para korban di berbagai rumah sakit serta menjamin seluruh biaya ditanggung pemerintah. “Dan ini sudah sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang merasa sangat prihatin tragedi Kanjuruhan ini,” tambahnya.
Dari media telah diberitakan korban meninggal dunia akibat terinjak-injak dan sebagian dari mereka adalah anak di bawah umur.
“Serahkan kepada yang berwajib melakukan investigasi, agar tidak terulang dan ditiru. Semoga tidak nambah korban,” jelasnya seraya mempertanyakan manajemen risiko yang menggunakan gas airmata oleh aparat keamanan.
“Setahu saya menangani kerusuhan pada kompetisi sepakbola tidak harus menggunakan gas air mata atau senjata api dan kekerasan lainnnya. Karena tindakan seperti itu bisa menimbulkan korban, bahkan sampai meninggal dunia,” tuturnya.
Agung Laksono juga menyarankan perlunya melibatkan pimpinan supporter agar bisa menertibkan para pendukung kesebelasan.
<span;>“Mereka (Arema FC dan Persebaya) kan terkenal sebagai musuh bebuyutan, harusnya ada ekstra pengamanan di arena pertandingan,” ujarnya.
Pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam berakhir dengan skor 2-3. Hasil Laga Derby Jawa Timur di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang ini diduga mengecewakan para supporter tuan rumah. Para pendukung singo edan ini tidak terima kekalahan tim kesayangannya, sehingga di akhir pertandingan turun ke lapangan rumput dan merusak fasilitas stadion. Hal ini mengakibatkan situasi tak terkendali.
Dari pantauan di layar televisi, bentrok antara supporter dan petugas keamanan tak terhindarkan. Bahkan untuk mengendalikan situasi, apara pengamanan menembakkan gas air mata.
Menpora Zainuddin Amali, Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa serta Ketua Umum PSSI M. Iriawan langsung datang ke Malang untuk mencari data dan informasi tragedi. Hingga Minggu 2 Oktober 2022 malam, tercatat 125 korban meninggal, 21 kritis dan 302 luka-luka.(AR)