Views: 381
CIAMIS, JAPOS.CO – Sebanyak 273 mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis dari 5 program studi mengikuti pengambilan sumpah profesi lulusan di ruang auditorium kampus STIKes Muhammadiyah Ciamis, Jalan KH. Ahmad Dahlan Ciamis, Sabtu (24/9). Ke-5 Program Studi tersebut meliputi prodi D3 Keperawatan, prodi Profesi Ners, prodi D3 Kebidanan, prodi D3 Farmasi, dan prodi D3 Analis Kesehatan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Hadir pada kesempatan tersebut Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ciamis beserta jajarannya, Ketua Badan Harian STIKes Muhammadiyah Ciamis beserta jajarannya, Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis beserta jajarannya, Ketua Organisasi Profesi Provinsi Jawa Barat, Ketua DPW PPNI Provinsi Jawa Barat, Ketua PD IBI Provinsi Jawa Barat, Ketua DPW PAFI Provinsi Jawa Barat, Ketua PD Patelki Provinsi Jawa Barat, para Pimpinan Perguruan Tinggi, Direktur Rumah Sakit, Kepala Puskesmas, Kepala Laboratorium, Bidan asuh se-Priangan Timur, Rohaniawan Kementerian Agama Kabupaten Ciamis, para tamu undangan dan semua peserta Sumpah Profesi.
Pelaksanaan pengambilan sumpah profesi tersebut dilaksanakan oleh organisasi profesi PPNI, IBI, PAFI dan Patelki. Untuk perwakilan PPNI diwakili oleh H. Osep Hernandi, S.Sos. S.Kep.Ners, M.Kes sebagai Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan Dewan Pimpinan Wilayah PPNI Provinsi Jawa Barat. Perwakilan dari IBI diwakili oleh DR. Yanti Herawati, S.ST.,M.Keb. sebagai Wakil Ketua I Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Barat. Perwakilan PAFI diwakili oleh apt. Sri Setiatjahjati, M.M.Kes sebagai Biro Iklan Pengurus Daerah PAFI Provinsi Jawa Barat. Sementara perwakilan dari Patelki oleh Agus Cahyono, S.ST.,S.KM sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Patelki Provinsi Jawa Barat.
Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis, Nur Hidayat, SKM, M.M selepas kegiatan pengambilan sumpah profesi pada tim Jaya Pos mengatakan, pengambilan sumpah profesi ini setelah sebelumnya melewati proses sidang yudisium yaitu proses akademik yang menyang¬kut penerapan nilai dan kelulusan maha¬siswa dari seluruh proses akademik. “Alhamdulillah sidang yudisium ini sudah dilaksanakan dan hasilnya semua mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis mendap¬atkan nilai yang bagus sehingga menjadi lulu¬san yang membanggakan,” kata Nur Hidayat.
Lulusan STIKes Muham¬madiyah Ciamis, ujar Nur Hidayat, harus berpegang teguh kepada sumpah profesi, sehingga nanti¬nya dalam melaksanakan tugas baik di Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas dan lainnya bisa dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. “Setelah pengambilan sumpah profesi, rencananya tidak lama lagi akan dilaksanakan Wisuda mahasiswa STIKes Muham¬madiyah Ciamis Tahun Akademik 2022/2023,” ujarnya.
Pihaknya mengaku terus menjalin ko¬munikasi dengan pemerintah baik tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi hingga pusat dalam rangka saling mendukung antara peme¬rintah dan lembaga STIKes Muham¬madiyah Ciamis. Makanya dukungan penuh sudah diberikan Bupati dan Wakil Bupati Ciamis kepada STIKes Muham¬madiyah Ciamis, termasuk dalam hal penyerapan lulusan. Lulusan STIKes Muhammadiyah Ciamis sangat dibu¬tuhkan didunia kesehatan, makanya banyak lulusan kami yang belum diwisu¬da tapi sudah diminta oleh berbagai ins¬tansi baik rumah sakit daerah/swasta, klinik, laboratorium klinik dan lainnya. “Ini bukti kepercayaan pemerintah ataupun pihak lainnya kepada kami STIKes Muhammadiyah Ciamis yang mampu mencetak lulusan berkualitas. Tahun ini saya sebanyak lulusan Tahun Akademik 2022/2023 sudah langsung diminta oleh pihak institusi hampir 30 persen. Padahal ijazahnya saja belum keterima oleh yang bersangkutan ,” tuturnya.
Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis berpesan kepada para mahasiswa yang sudah diambil sumpah profesi bisa menjaga nama baik almamater dan menjadi tenaga yang profesional dan berkarakter untuk mewujudkan STIKes Muhammadiyah Ciamis menjadi sekolah tinggi yang unggul. “Tantangan profesi kedepan tidak ringan, dari waktu ke waktu masalah kesehatan baik itu profesi ners dan ahli madya kesehatan menjadi semakin komplek, sehingga memerlukan berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh adalah vandemi Covid 19 yang memerlukan penanganan secara khusus dan kedepannya juga mungkin ada penyakit yang penanganannya lebih khusus lagi. Untuk itu jangan berhenti belajar baik secara formal pada jenjang yang lebih tinggi maupun belajar dari pengalaman-pengalaman untuk semakin memajukan dunia kesehatan, “ pungkasnya. (Mamay)