Views: 189
BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Damkar (Dinas Pemadam Kebakaran) Kota Bukittiggi, Senin 19 September 2022 menggelar Pelatihan Penanggulangan Penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di RSUD Kota Bukittinggi bersama seluruh Unit, seperti Unit Pelayanan, Unit Keperawanan dan Unit Gizi.
Beberapa narasumber memberikan materi pelatihan, seperti penanggulangan dan keselamatan kerja apabila terjadi kebakaran.
Damkar akan memberikan Edukasi bagaimana caranya menjinakan api dengan menggunakan APAR. Hal ini akan di sampaikan pemateri lainnya.
Ketua Diklat RSUD Susi Yanti. S.KM, MM memberikan pelaporan di acara Pembukaan. Susi, adapun dasar laksanakan kegiatan karena RSUD merupakan instansi yang sangat kompleks memiliki ruangan yang lengkap semuanya, semuanya ada potensi tinggi yang menyebabkan bahaya kebakaran.
Susi mengatakan pelatihan Penanggulangan Kebakaran dan penggunaan APAR merupakan salah satu poin penilaian menghadapi Akreditasi.
Poin yang di nilai dalam akreditasi, , standar operasional Rumah Sakit, oleh sebab itu kegiatan ini merupakan salah satu elemen yang harus kita lengkapi dalam 4 Kelompok Pokja berdasarkan penilaian akreditasi nantinya” ungkap Susi.
Sementara Plt. Direktur RSUD dr. Silvia Anggraini, MM., ” kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran para pemateri dari Damkar Bukittingi dalam memberikan edukasi Penanggulangan Kebakaran dan Penggunaan Apar di RSUD ini”.
“Perlu juga kami sampaikan kepada Damkar bahwa rumah sakit ini memiliki pegawai kontrak 202 orang, ASN sebanyak 88 orang, adapun untuk kunjungan pasien selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu rata – rata sebanyak 40 sampai 50 orang, diantaranya 15 sampai 27 orang Rawat Inap dan ada beberapa orang yang rawat jalan,” ujar Silvia.
Kabid Pencegahan Bencana Kebakaran Damkar Bukittinggi, Yopi Zulfikar, ST., mengatakan pentingnya pelatihan penggunaan APAR di ruang publik. “Profesi seorang Pemadam kebakaran tidak akan jauh dari resiko yang sangat berbahaya, jadi kegiatan pelatihan kita lakukan guna bagaimana cara nanti kita mengendalikan kebakaran tanpa mengandung resiko, seperti yang dijelaskan tadi yakni api ini kalau kecil menjadi kawan dan kalau besar menjadi lawan,” terangnya.
Yopi menjelaskan pada saat terjadi kebakaran dan api mulai membesar yang diingat adalah Petugas Damkar, tapi sebenarnya itu tidak menjamin suatu keadaan yang bisa diatasi, kalau seandainya kita paham tentang proses pengendalian situasi bagaimana kebakaran terjadi dan bagaimana penyebabnya api mulai membesar itu bisa kita atasi, itulah yang kita sebut tentang manajemen sistem pemadam kebakaran.
Seperti halnya RSUD sebagai tempat keramaian, banyak dikunjungi masyarakat, memiliki banyak perlengkapan yang perlu dijaga dan dirawat. Karena banyak yang menggunakan sumber-sumber listrik.
“Apalagi kebakaran terjadi pada objek yang sangat vital yakni RSUD merupakan objek pelayanan masyarakat, tentu harus bisa mengatasi minimal mengetahui cara penanggulang sementara tentang prosedur manajemen,” ungkap Yopi mengakhiri. (Yet)