Views: 312
CIAMIS, JAPOS.CO – Harga telur ayam di pasar wilayah Kabupaten Ciamis kini cukup tinggi sekitar Rp 31.000-Rp 32.000 per Kg. Selain permintaan yang banyak, harga pakan yang cukup mahal disinyalir menjadi faktor penyebab harga telur melonjak.
Upaya mengatasi hal tersebut, Pemkab Ciamis meresmikan pabrik pakan mini feedmill di Dusun Cigebot, Desa Muktisari, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Rabu (24/8). Pabrik tersebut dibangun atas kerja sama Pemkab Ciamis, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Tasikmalaya, dan Koperasi Produsen Peternak Ayam Petelor Ciamis (P2APC).
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Ciamis, H. Syarief Nurhidayat mengatakan, saat ini Kabupaten Ciamis berada di urutan empat produksi ayam petelur di Jawa Barat dengan produksi 25.000-30.000 ton telur per tahun. Sedangkan kebutuhan Ciamis sekitar 8.000 ton, sisanya dipasarkan di wilayah Priangan timur. “Memang salah satu kendala peternak ayam petelur adalah pakan yang cukup mahal. Saat ini pabrik pakan diresmikan secara kolaborasi. Kami membangun gedung, tanahnya dari P2APC, sedangkan mesinnya dari Bank Indonesia,” kata H. Syarief.
Pabrik pakan mini feedmill ini mampu memproduksi pakan hingga 4 ton per jam atau sekitar 40 ton per hari. Dengan adanya pabrik pakan ini, kata H. Syarief, diharapkan ke depan dapat menekan harga telur. Tinggal bagaimana mengatur kebutuhan pakan dari peternak. Harga pakan yang diproduksi pun jauh lebih murah dibandingkan pakan dari pabrik besar atau lebih murah sekitar 17 persen. “Selisihnya Rp 1.000. Untuk pakan dari pabrik itu harganya Rp 7.600, sedangkan disini Rp 6.500. Bahan baku masih dari lokal, sementara itu cukup melimpah,” katanya.
Sementara itu, Ketua P2APC, Otong Komara mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Ciamis dan BI Perwakilan Tasikmalaya. Ia mengaku pada saat pandemi Covid-19, para peternak nyaris gulung tikar, namun kini berangsur bangkit berkat pendampingan Dinas Peternakan dan BI. “Ke depan semoga lebih solid dan lebih bersinergi untuk mengawal kami para peternak,” ujarnya.
Otong menyebutkan adanya pabrik pakan ini bisa menjadi solusi peternak yang selalu terkendala dengan harga pakan. Dengan produksi 40 ton per hari diperkirakan akan sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan peternak di Kabupaten Ciamis. “Bahan bakunya banyak. Tepung daging, tepung tulang dan jagung. Jagung sementara ini karena musim panen harganya Rp 4.000 sampai Rp 4.500 per kilo. Kebutuhan jagung sebelum pandemi itu sampai 50 ton, namun sekarang turun 10 persen untuk populasi 700.000 ekor ayam,” kata Otong.
Harga telur di tingkat peternak saat ini, tandas Otong, Rp 29.000 per Kg. Sedangkan di pasar Rp 31.000-Rp 32.000/Kg. Hal ini karena permintaan yang meningkat. Adapun program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dari pemerintah menjadi salah satu faktor meningkatnya permintaan. “Sebetulnya untuk program BPNT termasuk di Ciamis itu bisa dikatakan musiman. Tapi itu tidak prioritas, kami lebih ke pasar supaya harga lebih stabil. Harga naik itu karena permintaan banyak sehingga kami cenderung mengutamakan pasar,” tandasnya. (Mamay)