Views: 275
CIAMIS, JAPOS.CO – Dalam rangka mewujudkan Kabupaten Ciamis zero stunting tahun 2024, Pemkab Ciamis melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Ciamis melakukan sejumlah inovasi, salah satunya melaksanakan program Gerabah atau Gerakan Bersama Cegah Stunting Masyarakat Ciamis (Manis).
Kepala DP2KBP3A Kabupaten Ciamis, Drs. Dian Budiana, M.Si. mengatakan, dalam upaya menangani permasalahan stunting, perlu adanya upaya preventif yang harus dimaksimalkan. Salah satunya dengan memberikan edukasi pra nikah kepada para calon pengantin yang akan berkeluarga.
Stunting kata Dian, adalah kondisi yang timbul akibat kekurangan gizi berkepanjangan, yang berpengaruh pada perkembangan fisik dan otak. Didefinisikan sebagai kurangnya tinggi badan pada anak, stunting hanya dapat didiagnosa dengan membandingkan terhadap bagan tumbuh kembang yang sesuai standar. Permasalahannya, apabila dilihat dari prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir, dapat disimpulkan bahwa stunting merupakan salahsatu masalah gizi terbesar pada bayi di Indonesia.
Menurutnya, tujuan dari pernikahan adalah untuk memiliki keturunan ataupun anak. Agar memiliki anak yang cerdas dan sehat, tentunya sejak dalam kandungan calon bayi harus mendapat asupan nutrisi yang sehat. “Makanya salah satu upaya agar tidak terjadi kasus stunting, calon pengantin yang akan menikah terlebih dahulu diberikan edukasi, bagaimana membangun rumah tangga yang sehat,” ujar Dian.
Dalam penanganan stunting ini, perlu peran semua pihak mulai dari pemerintah, swasta, media hingga masyarakat. Saat ini pihaknya terus melakukan pendataan kasus stunting, untuk menentukan skala prioritas. “Gerabah stunting ini kita laksanakan dengan metode pentahelix, semua unsur menaruh perhatian untuk penanganan stunting di Kabupaten Ciamis. Ada sebanyak 20 Desa di Kabupaten Ciamis yang akan diberikan edukasi khusus cara pencegahan stunting. Data tersebut bisa terus berkurang jika penanganan stunting bisa berhasil kita laksanakan, sehingga target 2024 zero stunting mudah-mudahan tercapai,” jelas Dian.
Dalam program Gerabah Stunting Manis ini, lanjut Dian, pihaknya menyertakan peran ulama untuk mengedukasi masyarakat. Ulama adalah sosok yang ditokohkan oleh masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. “Jadi nanti bisa memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat terutama calon pengantin, seperti apa asupan gizi yang baik pra hamil, saat hamil dan melahirkan, termasuk memberikan makanan sehat selama 1000 hari kehidupan anak,” pungkasnya. (Mamay)