Views: 342
KETAPANG, JAPOS.CO – Sebuah kapal Tug Boat (TB) Rita 103 di bawah bendera PT Ghifari Samudra Mandiri, GT 94 No.3400/HHa 2009 No.2305/L tenggelam di perairan/laut Kendawangan Kabupten Ketapang-Kalbar, pada hari Rabu 20 Juli 2022.
Pada saat tenggelam TB Rita 103 di Nakhodai Sdr. Heru Widiyanta dengan Personel on Board berjumlah 14 orang (termasuk Nakhoda).
TB Rita Tenggelam ketika sedang berlayar dari Sungai Kendawangan menuju loading point 3 pada posisi 2⁰29’5″ U-109⁰54’26” T (jarak kurang lebih 20 Nm dari Sungai Kendawangan).
Komandan Pangkalan Laut (Danlanal) Ketapang Letkol Laut (P) Bambang Nugroho, M.Tr. Opsla mengatakan, kabar tenggelamnya kapal dia terima Rabu sore sekitar pukul 17.45 wib.
Atas informasi naas itu, Danlanal memberi perintah kepada Danposal Kendawangan Letda Laut (T) Imamul Arifin berserta personil Posal menggunakan RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) untuk segera melaksanakan Pencarian dan Pertolongan, selanjutnya membuat Posko SAR di Posal Kendawangan serta berkoordinasi dengan instansi terkait. Tim SAR Lanal Ketapang pada waktu itu juga menuju TKP guna pencarian korban.
Namun dijelaskan Danlanal pencarian tidak dapat berlangsung lama, sekitar pukul 20.00 wib kegiatan itu harus dihentikan karena cuaca tidak bersahabat. Kecepatan angin 10-15 knot tinggi dengan gelombang 1 -1,5 meter dan visibilitas terbata, memaksa aktivitas pencarian tidak memungkinkan selanjutnya dilanjutkan ke esok harinya.
“Ya, tepat pukul 07.00 WIib hari Kamis (21/7) Tim SAR Lanal Ketapang dan Tim Basarnas Ketapang kembali melaksanakan pencarian korban. Wal hasil, Tim menemukan 6 orang dalam keadaan selamat. Mereka dievakuasi oleh MV. Captain Veniamis 117,” tutur Bambang Nugroho, Sabtu, (23/7/22).
“Selanjut pada malam hari Tim penyelamat kembali menemukan dua orang, dan berhasil dievakuasi juga dalam keadaan selamat dan sehat,” tambah Danlanal seraya menjelaskan keesoknya (Jum’at, 22/7/22) Tim SAR berhasil memukan satu korban lagi namun telah meninggal dunia.
“Hari Jumat ditemukan seorang korban dalam posisi terapung (meninggal dunia), diketahui mayat tersebut adalah Nakhoda Kapal bernama Sdr. Heru Widiyanta. Setelah melakukan identifikasi Almarhum diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan,” ucap Bambang.
Selanjutnya Komandan AL itu juga menjelaskan kronologis tenggelamnya kapal. Menurut dia dan berdasarkan keterangan salah satu ABK yang selamat, TB Rita 103 tenggelam ketika akan membawa Loding Master yang akan diantar menuju MV. Captain Veniamis 117 di loading point 3 perairan Kendawangan.
Pada saat akan shifting di MV Captain Veniamis 117, TB. Rita 103 mengalami kerusakan mesin. Selanjutnya Nahkoda TB Rita 103 meminta agar TB Rita 103 digandeng, dimana, sambil berjalan TB Rita 103 melaksanakan proses shifting.
Hanya saja dikatakan, meski upaya perbaikan dilakukan, namun mesin belum hidup sementara posisi kapal sedang miring.
Nahkoda TB Rita 103 meminta agar MV. Captain Veniamis 117 yang ada di sana untuk mengurangi kecepatan. Dan sesuai aba-aba, MV Captain Veniamis 117 mengurangi kecepatan dan stop engine, namun, posisi TB Rita 103 pada waktu itu semakin miring dan tali tambat putus.
Pada saat mengetahui kondisi kapal yang telah miring semua ABK dan Penumpang bersiap untuk menyelamatkan diri dan dalam hitungan detik TB Rita 103 terbalik dan tenggelam. ABK dan penumpang sebanyak 14 orang (seluruhnya) lompat ke laut untuk menyelamatkan diri dengan menggunakan alat keselamatan seadanya.
“Hingga Hari ini Tim SAR Lanal Ketapang, Posal Kendawangan, KRI Sembilang-850, Tim Basarnas Ketapang, Kapal SAR RB 214, Polair dan Polsek Kendawangan masih melaksanakan pencarian dan pertolongan terhadap 5 korban yang belum ditemukan,” ungkap Bambang Nugroho.
Selanjutnya Danlanal menyampaikan, pelaksanaan SAR ini sejalan dengan perintah Pangkoarmada I Laksda TNI Arsyad Abdullah selain dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut juga untuk menjamin keselamatan dan keamanan para pengguna laut termasuk kegiatan SAR.
Upaya penyelamatan merupakan implementasi pelaksanaan perintah harian Pimpinan TNI AL, KASAL Laksamana TNI Yudo Margono yang selalu menekankan kepada jajaran TNI AL agar memanfaatkan dan melibatkan segala potensi yang dimiliki baik personil maupun Alutsista untuk kegiatan-kegiatan kemanusiaan.(Tris)