Views: 175
CIAMIS, JAPOS.CO – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Ciamis menemukan pelanggaran Lalu Lintas di wilayah perkotaan, didominasi pengendara sepeda motor tidak mengenakan helm. Selain itu banyak pelanggaran oleh pengemudi mobil tidak mengenakan sabuk pengaman.
Hal itu terpantau dari Area Traffic Control System (ATCS) atau Sistem Kendali Lalu lintas Kendaraan di wilayah perkotaan dimana ada sembilan titik atau simpang pantauan. Bulan Juni 2022, pelanggaran paling banyak terjadi di simpang Cirahong, disusul simpang Rumah Sakit, simpang Pusaka dan paling sedikit di simpang Graha.
Berdasarkan pantauan tim Jaya Pos di ruang ATCS Dishub Ciamis, Kamis (7/7), dari layar monitor yang menampilkan puluhan gambar situasi lalu lintas di sembilan simpang perkotaan. Terlihat jelas pengemudi atau penumpang sepeda motor tidak mengenakan helm, demikian pula pengemudi mobil yang tidak mengenakan sabuk pengaman.
Melalui pelantang suara yang dipasang di simpang yang ditemukan pelanggaran, petugas ATCS memberi himbauan agar menggunakan helm, demi keselamatan bersama. Sejumlah pengendara yang disebutkan tidak memakai helm, tampak hanya kepalanya tolah toleh dan senyum. “Kami hanya sebatas memberi himbauan kepada pengguna jalan. Kadang petugas juga langsung menghimbau pengendara atau pembonceng tidak pakai helm. Pada intinya, ini demi keselamatan bersama,” kata Plt Kepala Dinas Perhubungan Ciamis, Drs. Ahmad Yani, MM.
Dia mengatakan, ada sembilan jenis pelanggaran yang dipantau ATCS. Di antaranya, pengendara dan penumpang tidak memakai helm, berhenti di zebra cross, tidak menggunakan sabuk pengaman. Selain itu, melewati marka garis stop, menerobos alat pemberi isyarat lalu lintas. “Dari sembilan jenis pelanggaran yang dipantau, paling banyak pengendara tidak pakai helm, demikian pula pembonceng, pengendara dan pembonceng tidak pakai helm. Banyak pengemudi mobil tidak mengenakan sabuk pengaman. Paling banyak pelanggaran di simpang Cirahong, dan simpang Graha paling sedikit. Bulan lalu simpang Cirahong juga berada di urutan pertama, sebagian besar tidak pakai helm. Kami hanya sebatas melakukan pemantauan, untuk evaluasi,” kata Yani seraya menambahkan, bekerjasama dengan instansi terkait memberikan pemahaman, sosialisasi soal tertib lalu lintas.
Bahkan hal itu juga, tandas Yani, dilakukan dengan melibatkan Komunitas Sadar Lalu lintas Usia Dini (Salud). “Ada cerita seorang anak yang mendapat bimbingan soal lalu lintas, tidak mau diantar ke sekolah gara-gara bapaknya tidak pakai helm. Soal disiplin, memang sudah diajarkan sejak dini,” tandasnya. (Mamay)