Views: 181
CIAMIS, JAPOS.CO – Sebanyak 120 Juru Sembelih Halal (Juleha) diperbantukan untuk melaksanakan penyembelihan hewan qurban. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Ciamis hingga saat ini tidak menemukan hewan qurban yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). “Sebanyak 120 Juleha ditambah sekitar 100 orang lainnya sudah siap membantu menyembelih hewan qurban. Mereka tersebar di 27 kecamatan,” kata Kepala Disnakan Kabupaten Ciamis, H. Syarief Nurhidayat Rabu, (6/7).
Dia menambahkan, Juleha mendapat pelatihan menyangkut berbagai hal soal, seperti teknis menyembelih, memeriksa keadaan hewan sebelum dan sesudah disembelih. Termasuk bagaimana teknis memotong daging dan lainnya. “Tidak hanya itu saja, Juleha juga mendapat bimbingan dari MUI soal ternak maupun hewan yang halal untuk qurban. Menyembelih hewan qurban harus pakai ilmu, sehingga tidak hanya aman, tetapi juga halal,” tutur H. Syarief didampingi Kabid Kesmavet, drh. Asri Kurnia, seraya mengatakan kebutuhan hewan qurban di tatar galuh Ciamis sebanyak 4.266 ekor sapi dan 5.868 ekor domba dan kambing. Sedangkan, yang tersedia sekitar 3.300 ekor sapi dan 81.000 domba dan kambing.
Sementara Kabid Kesmavet drh. Asri mengatakan, keberadaan juru sembelih halal sangat membantu masyarakat. Terlebih pada saat menjelang Idul Adha 2022, bakal banyak hewan yang hendak disembelih untuk qurban. “Sudah punya ilmu soal teknik menyembelih termasuk pengetahuan kesehatan hewan. Mereka mengikuti pembekalan, seperti penyembelihan secara Islami untuk menjamin kehalalan. Selain itu pengetahuan teknis penyembelihan sesuai peternakan, keamanan termasuk kesejahteraan hewan,” katanya seraya mengatakan, sampai saat ini tidak ditemukan PMK pada hewan yang dipersiapkan untuk qurban.
drh. Asri mengungkapkan, dalam situasi wabah PMK, kalangan peternak di tatar galuh Ciamis menolak masuknya ternak dari luar daerah. Salah satu alasannya, untuk mengantisipasi adanya penularan. “Ada peternak yang diminta menyediakan tambahan sapi untuk qurban, tetapi yang bersangkutan dengan tegas menolak permintaan tersebut. Daripada 100 ekor sapi terancam, lebih baik menolak mengambil sapi tambahan dari luar,” ungkapnya.
Selain itu, dia melihat adanya kecenderungan pembeli lebih memilih sapi, domba, atau kambing langsung ke peternak, dibandingkan dari bandar. Alasannya ternak tersebut lebih dijamin kesehatannya karena lama dipelihara langsung oleh peternak. “Umumnya ternak tersebut sudah dipelihara jauh sebelum muncul wabah PMK. Jadi ternaknya sehat, tidak terpapar penyakit. Dan sekarang ini ada kecenderungan masyarakat lebih banyak membeli langsung ke peternak,” kata Asri.
drh. Asri mengatakan bawa PMK tidak menular kepada manusia. Selain itu hewan terkena PMK dengan gejala klinis ringan, sah untuk hewan qurban. Sebaliknya yang secara klinis terkena PMK berat, tidak sah untuk qurban. “Saat melakukan pemotongan dan penanganan, petugas disarankan mengenakan APD. Merebus kepala, jeroan, kaki,ekor dan tulang minimal 30 menit. Ini lebih dimaksudkan agar tidak mencemari lingkungan, jangan zalim ke lingkungan. Ingat PMK tidak menular ke manusia,” katanya.
PMK Membawa Berkah
Sementara itu berdasarkan pantauan tim Jaya Pos, wabah Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) membawa keberuntungan tersendiri bagi peternak domba dan kambing. Akibat terbatasnya pasokan sapi, banyak warga yang memilih domba atau kambing untuk qurban.
Pantauan tim Jaya Pos di Pasar Ternak Terpadu Cigembor, Ciamis, Kamis, (7/7), sejak pagi sudah banyak pedagang maupun pembeli yang datang di tempat tersebut. Mereka tidak hanya dari Ciamis, tapi juga Tasikmalaya, Kota Banjar, dan lainnya. Peternak yang membawa domba, langsung dibuntuti calon pembeli. Mereka melihat kondisi fisik domba yang diikat di tiang pancang.
Menjelang Idul Adha, harga domba naik sekitar Rp500.000 per ekor. Domba yang biasanya Rp2,5 juta, menjadi Rp3 juta. Domba yang semula harga Rp3,5 juta, naik menjadi Rp4 juta. “Makin dekat Idul Adha, permintaan domba tambah banyak, otomatis harga juga ikut naik, fleksibel rata-rata Rp500.000,” kata Rahmat, pedagang kambing asal Tasikmalaya.
Saat ini, permintaan domba mencapai lebih dari 60 persen dibanding sebelumnya. Salah satunya karena banyak warga yang memilih domba sebagai qurban, setelah ramai wabah PMK. “Konsumen takut PMK. Saat ini pedagang dan peternak domba sedang berbunga-bunga karena harga naik,” ujarnya.
Rahmat mengungkapkan, pada Idul Adha tahun 2021, dirinya menjual 200 domba. Saat ini, setidaknya 500 ekor sudah laku. Sebagian besar pesanan berasal dari relasinya yang berasal dari beberapa daerah. “Banyak yang pesan lewat WA. Tidak hanya datang dari Tasikmalaya, Ciamis, juga Bandung,” ungkapnya.
Dia menambahkan, domba yang disiapkan untuk qurban tahun ini, ukurannya lebih besar karena banyak domba yang tidak laku pada Idul Adha tahun lalu. “Sekarang ukurannya besar-besar. Mestinya domba ini dijual tahun lalu, tapi tidak laku sehingga baru dijual sekarang,” tukas Rahmat.
Sekretaris Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Ciamis Cece Mulyadi mengakui, semakin dekat Idul Adha, permintaan domba dan kambing naik lebih dari 30 persen. (Mamay)