Views: 133
PEKANBARU, JAPOS.CO – Sebanyak 749 personel Polda Riau dan jajaran mendapatkan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. Kenaikan pangkat periode 1 Juli 2022 ini, bertepatan pula dengan Hari Bhayangkara Ke-76.
Para personel penerima kenaikan pangkat, terdiri dari 14 Perwira Menengah (Pamen), 21 Perwira Pertama (Pama), 665 Bintara dan 22 Tamtama.
Para personel yang naik pangkat ini, 201 diantaranya, berasal dari Satker Polda Riau. Sementara 549 orang lagi, merupakan personel di jajaran Polresta/Polres.
Upacara Koprs Kenaikan Pangkat digelar di halaman Mapolda Riau, di Jalan Pattimura, Kota Pekanbaru, Jumat pagi.
Upacara dipimpin langsung oleh Kapolda Riau, Irjen Pol Iqbal. Turut hadir Wakapolda Brigjen Pol Tabana Bangun beserta seluruh pejabat utama dan personel Polda Riau.
Dalam upacara ini, para perwakilan personel penerima kenaikan pangkat, memberikan laporan secara langsung kepada Kapolda Riau yang berdiri di atas lantai podium.
“Saya berpesan kepada kawan-kawan yang menerima kenaikan pangkat, bahwa pangkat itu kualifikasi. Pangkat melambangkan kompetensi. Saya bagi 2, yakni kompetensi kinerja dan akhlak,” kata Irjen Iqbal.
“Kinerja harus lebih baik, lebih melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat. Dalam rangka pemeliharaan kamtibmas dan penegakan hukum yang berkeadilan,” imbuh Jenderal polisi bintang dua itu.
Ia mencontohkan, misalnya anggota Polri di Bidang Reserse, maka selayaknya dia harus lebih menguasai peraturan perundang-undangan. Juga dapat melihat masalah dengan perspektif helicopter view, bukan hanya melakukan penegakan hukum tekstual.
“Kalau ada masyarakat mencuri sendal, atau sebiji durian, masuk unsur, mengambil barang milik orang lain dengan sengaja. Tapi dia harus lihat, karena dia sebagai polisi. Kenapa pelaku mengambil itu, oh ternyata sangat terdesak, butuh makan, ingin menghidupi keluarga. Itulah polisi, berkeadilan,” jelas dia.
Kemudian, untuk petugas di bagian patroli, yang misalnya sebelumnya belum melakukan tugas secara maksimal, maka ke depan harus lebih baik dan berinovasi.
“Petugasnya harus turun ke masyarakat, memberikan sosialisasi dan imbauan. 10 saja anggota Polri, Bintara atau Perwira Pertama melakukan imbauan humanis ke masyarakat setiap hari, maka sebulan 300 personel. Akan ada 300 orang setiap bulan yang melihat sosok polisi santun, humanis,” tutur mantan Kadiv Humas Polri ini.
Begitu pun personel di bagian staf. Diharapkan dia mampu membuat laporan yang lebih substansial. Bisa lebih memilih narasi yang progresif, dan meningkatkan kualitas dalam melakukan pekerjaan lainnya.
“Itu kompetensi kinerja. Kompetensi akhlak juga penting. Semakin hebat dia melewati dinamika organisasi dan kehidupan. Dia harus tahu bahwa prinsip ibadah harus dibalut kental dalam melakukan tugas-tugas kepolisian,” ungkap Irjen Iqbal.
Karena dipaparkan Kapolda Riau, dirinya tidak ingin seorang anggota yang punya pangkat bagus, wawasan luas, tapi dia berlaku culas dan memeras. Ini akibat kurangnya kompetensi akhlak dalam diri anggota Polri tersebut.
Begitu pun sebaliknya, seorang anggota Polri yang rajin ibadah, tapi dia malas dan wawasannya tidak beragam, maka pasti output kinerjanya tidak akan maksimal.
“Jadi ini yang saya sampaikan, harus seimbang antara kompetensi kinerja dan akhlak,” terangnya.
Tak hanya itu, Irjen Iqbal turut menyampaikan apresiasi kepada para insan Bhayangkari. Karena menurutnya, dibalik anggota polisi yang hebat, pastilah ada sosok wanita yang luar biasa pula.
“Pada kesempatan ini saya sampaikan selamat kepada personel yang mendapat kenaikan pangkat. Tunjukkan bahwa di momentum Hari Bhayangkara ini, kita bisa berbuat lebih. Berkontribusi untuk masyarakat bangsa dan negara lewat institusi kepolisian,” tandasnya.(AH)