Views: 213
JAKARTA, JAPOS.CO – Polemik pemindahan pedagang sate Taichan dari sekitaran Jalan Tentara Pelajar, Kelurahan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat sepertinya masih menjadi PR bagi Pemerintah setempat.
Dimana keberadaan sate yang belakangan digandrungi banyak masyarakat ini tidak jarang justru menjadi hal yang mengganggu bagi pengguna jalan karena mengundang kerumunan.
Terbaru bahkan dua lapak pedagang sate taichan ditertibkan di Jalan Tentara Pelajar, lapak pedagang kaki lima itu ditutup sementara oleh polisi karena dinilai melanggar protokol kesehatan Covid-19.
“Sanksi penutupan tersebut dilakukan selama 3×24 jam karena menimbulkan kerumunan,” kata Kapolsek Metro Tanah Abang Kompol Singgih Hermawan dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/6/22)
Singgih menjelaskan, pelanggaran protokol kesehatan terjadi pada Minggu (13/6) malam. Saat itu, para pembeli yang mengantre tidak menerapkan antrean sesuai protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan tidak memakai masker.
“Karena itu, aparat kepolisian bersama dengan Satpol PP serta personel TNI langsung membubarkan kerumunan dan menutup lapak dagangan tersebut,” ujar dia.
Salah satu sumber yang enggan menyebutkan identitasnya mengatakan bahwa sebenarnya saat ini sudah ada beberapa alternatif yang bisa digunakan pedagang untuk menjajakan sate taichan.
“Udah ada (lokasi untuk jualan) dan ngga ganggu masyarakat, tapi sepertinya pihak terkait masih harus lebih tegas lagi,” ungkapnya, Senin (27/6/22).
Menurutnya, dengan perhatian pihak pemerintah merelokasi ketempat yang nyaman, sudah seharusnya para pedagang bersedia pindah. “Ini jadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintah,” ujarnya.
Lanjutnya, saat ini ada dua lokasi yang jadi tujuan relokasi pedagang, yakni Senayan dan di Cideng yang saat ini juga berfungsi sebagai lokasi Pasar Tasik. “Tapi belakangan ada info penolakan juga dari warga sekitar, serta ada keluhan dari pedagang juga soal jam operasional.
Dikutip dari wartakota yang tayang pada Rabu 8 Juni 2022, Yopy salah satu pedagang sate taichan saat diwawancarai di kantor Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, (7/6/22) menyebut bahwa pedagang Sate Taichan akan mengalami kerugian hingga 60 persen, jika Pemerintah Kota Jakarta Pusat tetap paksakan pengaturan jam operasional yang berbeda dengan sebelumnya.
“Pemerintah meminta kepada para pedagang untuk berjualan pukul 22.00 WIB – 06.00 WIB, siapa yang akan mau membeli di jam malam seperti itu?” ucap Yopy.
“Kalau sebelumnya, kami berjualan jam 19.00 WIB – 03.00 WIB, kalau jam operasional berubah bisa turun drastis pendapat,” imbuhnya.
Yopy menjelaskan bahwa pedagang berterima kasih kepada Pemkot Jakpus, sudah memberikan tempat di area Senayan city.
Namun, sangat disayangkan dengan jam operasional dinilai belum tepat lantaran pedagang menilai jam buka terlalu malam, bisa berdampak sepinya pembeli.
“Para pedagang memohon kepada pemkot, untuk bisa memberi ruang waktu yang kami tentukan, soalnya sangat berdampak jika itu direalisasikan,” ucap Yopy.
Sebelumnya, Pemkot Jakarta Pusat akan memindahkan 48 pedagang sate yang membandel di Jalan Tentara Pelajar, Kelurahan Gelora, Tanah Abang, ke Senayan City.
“Saat ini pihak kecamatan bekerjasama dengan pihak Senayan City, untuk menempatkan pedagang ke area Senayan City,” tutur Camat Tanah Abang, Dicky Suherlan.
Dicky menjelaskan bahwa dalam rapat, para pedagang sate Taichan sudah menyepakati ketentuan aturan yang telah dibuat, seperti tata tertib jam operasional, aturan kebersihan, larangan sewa menyewakan dan jual beli kios.
“Nanti 48 pedagang tersebut akan ditempatkan di lokasi Senayan City, pada Rabu (8/6/22) akan dilakukan pengundian tempat titik lokasi untuk mereka berdagang,” tutur Dicky.(Red)