Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Kadis PRKPLH Berharap Para Kepsek Dapat Menularkan Wabah Virus Adiwiyata

×

Kadis PRKPLH Berharap Para Kepsek Dapat Menularkan Wabah Virus Adiwiyata

Sebarkan artikel ini

Views: 234

CIAMIS, JAPOS.CO – 25 sekolah di Kabupaten Ciamis meraih predikat Sekolah Adiwiyata 2022 Tingkat Kabupaten Ciamis. Ke-25 sekolah tersebut yaitu RA Miftahussa’adah  dan RA Riyadul Falah Kecamatan Sukadana, RA Al Salam Kecamatan Cisaga, RA Al-Quran Kecamatan Cikoneng, SDN 2 Sukanegara dan SDN 2 Jatinegara Kecamatan Jatinegara, SDN 1 Mekarsari dan SDN 1 Kadupandak Kecamatan Tambaksari, SDN 3 Ciamis Kecamatan Ciamis, SDN 2 Banjarsari Kecamatan Banjaranyar, SDN 2 Sukasari Kecamatan Banjarsari.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

MTsN 2 Ciamis Kecamatan Lumbung, MTsN 4 Ciamis Kecamatan Cipaku, MTsN 3 Ciamis Kecamatan Panumbangan, MTsN 8 Ciamis Kecamatan Lakbok, MTsS Cinyasag Kecamatan Panawangan, SMPN 3 Kawali Kecamatan Kawali, SMPN 2 Purwadadi Kecamatan Purwadadi, SMPN 3 Rajadesa Kecamatan Rajadesa, SMPN 4 Pamarican Kecamatan Pamarican, SMPN 2 Sukamantri Kecamatan Sukamantri, SMPN 1 Cidolog Kecamatan Cidolog, SMA Terpadu Ar-Risalah Kecamatan Cijeungjing,

Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman & Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Ciamis, Dr. H. Taufik Gumelar, ST.MM sewaktu memberikan sambutan pada acara penyerahan penghargaan Sekolah Adiwiyata Kabupaten Ciamis Tahun 2022 bertempat di Aula DPRKPLH Kabupaten Ciamis, Selasa (14/6).

Menurut H. Taufik, di 2022 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya Pemkab Ciamis melalui DPRKPLH melibatkan keikutsertaan TK dan RA. Hal tersebut dalam rangka pembangunan karakter secara dini. “Dan sesuai intruksi dari Bupati Ciamis bahwa di 2022 ini agar di setiap kecamatan ada keterwakilan sekolah berbudaya lingkungan atau sekolah adiwiyata, “ ujarnya.

Penghargaan adiwiyata itu, jelas H. Taufik, diberikan kepada sekolah yang berhasil melaksanakan GPBLH. Hal ini, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.52/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah. Kemudian, sebagai apresiasi terhadap sekolah yang telah berhasil melaksanakan GPBLH, dianugrahi penghargaan adiwiyata sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9 /2019 Tentang Penghargaan Adiwiyata.

“Poin yang dinilai yaitu sekolah ramah lingkungan, diantaranya meliputi  kemampuan menjaga kebersihan, sanitasi dan drainase. Kemudian memilah dan membuang sampah pada tempatnya, serta kemampuan mengelola sampah dengan 3R (Reuse, Reduce, Recycle), menanam dan memelihara pohon dan tanaman lainya, “ jelasnya.

Selain itu, kata H. Taufik, ada juga konservasi air. Yaitu, pengelolaan air bersih melalui teknologi atau perilaku sosial, kenyamanan dan produktivitas, konservasi energi melalui tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi tanpa mengurangi keamanan.

“Di sekolah juga ada himbauan yang dipasang secara tertulis seperti gunakan air secukupnya, matikan lampu saat siang hari, dan lainnya. Kami senantiasa mendorong kelengkapan sarana prasarana sekolah di Kabupaten Ciamis. Terpenting dari penganugrahan Adiwiyata atau GPBLH itu, terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah untuk melestarikan lingkungan sekolah,” katanya.

Kepada para Kepala Sekolah yang sudah menerima predikat Adiwiyata, H. Taufik berharap agar bisa menularkan wabah virus adiwiyata kepada sekolah lainnya sehingga kesadaran warga sekolah tentang pentingnya lingkungan yang bersih di sekolahnya masing-masing dapat langsung menyebar hingga semua sekolah di Kabupaten Ciamis dapat merasakan manfaatnya dari program yang dinamakan Adiwiyata atau Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL).

Perwakilan para sekolah penerima penghargaan Adiwiyata Tingkat Kabupaten Ciamis yang diwakili Kepala MTsN 2 Ciamis, Y. Sopiah menyatakan kesiapannya untuk menularkan wabah virus adiwiyata ke sekolah lainnya. “Setelah dipelajari dan ditekuni manfaat dari Program Adiwiyata sangat dirasakan besar sekali baik dalam rangka memupuk kesadaran warga sekolah itu sendiri dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah sehingga ketika sekolah sudah bersih proses kegiatan belajar mengajarpun sangat nyaman, selain itu dari limbah sampah yang dihasilkan dapat menghasilkan pundi-pundi uang hal tersebut tidak terlepas dari pengarahan dan pembinaan para petugas DPRKPLH. Sehingga sekolah yang tadinya terkesan kumuh menjadi sekolah yang bersih dan rindang, “ ujar Y. Sopiah.

Sementara Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Deasy Ariyanto, ST.MM menambahkan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) atau dikenal sekolah adiwiyata, dilakukan di tingkat kota/kabupaten lalu ke provinsi dilanjut ke nasional, hingga menjadi sekolah adiwiyata mandiri.

“Bukan hanya berbicara kebersihan atau hijaunya sekolah, namun sekolah adiwiyata berkaitan dengan karakter warga sekolah dalam menjaga lingkungan sekolah supaya tetap bersih, hijau dan mengarah pada kelestarian lingkungan. Sekolah adiwiyata untuk membangun karakter warga sekolah bukan hanya siswa dan guru namun pedagang yang berjualan di sekitar sekolah tersebut hingga masyarakat sekitar pun masuk didalamnya. Sekolah adiwiyata bukan berbicara mengenai hijau dan bersihnya sekolah, namun sekolah adiwiyata mengubah karakter memperlakukan sampah, meminimalisasi sampah, menghemat air, menghemat listrik dan berbagai hal lainnya. Kalau bersih dan hijau itu dampaknya, yang dikejar itu karakternya, “ katanya.

Sekolah adiwiyata pun, tandas Deasy, tidak memandang tingkat sekolah dan bukan berbentuk perlombaan karena sekolah adiwiyata diadakan dari jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, tidak berlaku rangking. Sekolah-sekolah yang telah memenuhi karakter yang telah ditentukan, maka sekolah tersebut layak menyandang predikat sekolah adiwiyata.

“Apabila warga sekolah memiliki karakter menjaga kelestarian lingkungan, maka ia secara mandiri akan menjaga kebersihan di sekolah, di lingkungan tempat tinggalnya dan dimanapun dia berada. Siswa pun diharapkan menjadi agen lingkungan di masyarakat sekitarnya yang dimulai dari keluarga, “ tandasnya. (Mamay)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *