Views: 199
MUKOMUKO, JAPOS.CO – Pasca ambruknya Jembatan Gantung Desa Pondok Lunang, Kecamatan Air Dikit, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, hingga saat ini belum ada tanda- tanda untuk perbaikan yang direalisasikan pemerintah daerah setempat.
Maka dari itu, masyarakat Desa Pondok Lunang membuat alat transportasi alternatif dengan menggunakan poton alias rakit droom sebagai alat transportasi untuk melakukan penyebrangan menjalankan aktivitas sehari-hari untuk mengangkat hasil dari perkebunan serta sebagai penyebrangan orang dan kendaraan roda dua.
Namun, menggunakan transportasi Poton tidak menjamin keselamatan nyawa penduduk setempat pasalnya, dengan menggunakan Poton disaat debet air sungai bertambah maka Poton sulit untuk melawan arus sungai yang begitu deras, dikhawatirkan tali slir tempat bergantungnya Poton suatu waktu akan putus, dan akan mengancam nyawa masyarakat, apa lagi pada saat musim penghujan.
“Kami selaku warga Desa Pondok Lunang ini, umumnya Kecamatan Air Dikit, sungguh sangat mengkuatirkan saat warga melakukan aktivitas menggunakan Poton saat sungai meluap, kami takut terjadi hal yang tidak diiginkan, takut sling atau tali poton putus, jika sungai meluap nya besar masyarakat tidak berani menyebrangi naik poton, otomatis masyarakat tertunda jadwal panen atau ke ladang,” ujar Heri Herja salah satu warga kepada Japos.co, Sabtu (11/6).
“Jika panen tertunda, maka kami tidak dapat berbuat apa- apa, dari itu harapan kami masyarakat pada pemerintah, terutama pada kepala daerah untuk bisa memperhatikan nasip warga masyarakat disini, supaya jembatan gantung secepatnya dapat pulih seperti dulu, tunjukan janji yang sudah di ucapkan,” lanjutnya.
Menurutnya, masyarakat Kecamatan Air Dikit 80 Persen ekonominya ada di sebrang sungai, sedangkan poton yang di buat masyarakat tidak menjamin keselamatan, kuatir suatu saat takut terjadi sesuatu, dari itu masyarakat sangat mengharap jembatan agar segera di perbaiki sebelum terjadi sesuatu hal yang buruk.(JPR)