Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Disdik dan Dinkes Ciamis Berkolaborasi dalam Pencegahan Penyebaran TB Anak

×

Disdik dan Dinkes Ciamis Berkolaborasi dalam Pencegahan Penyebaran TB Anak

Sebarkan artikel ini

Views: 177

CIAMIS, JAPOS.CO – Tuberkulosis (TB) pada anak adalah penyakit yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Hasil data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, ada beberapa gejala TB pada anak yang harus diketahui.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Gejala TB pada anak diantaranya: berat badan turun atau tidak naik dalam dua bulan terakhir, demam lama dan atau berulang tanpa sebab yang jelas, umumnya tidak tinggi. Batuk lama kurang lebih 3 minggu, batuk terus menerus, tidak membaik dengan pengobatan lain sesuai indikasi. Lesu dan anak kurang aktif bermain.

Guna membantu rencana Indonesia dan Dunia target bersama Eliminasi TBC di tahun 2030 dan akhiri TBC di tahun 2050, Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis bekerja sama dengan Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi penanggulangan TB anak. Strategi yang dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Ciamis yaitu sosialisasi terhadap tenaga pengajar atau guru-guru se-Kabupaten Ciamis supaya disosialisasikan kembali terhadap anak didik di setiap sekolah.

Diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Dr. Asep Saeful Rahmat, S.IP., M.Si., untuk bisa mendeteksi berbagai macam penyakit khususnya tuberkulosis, karena penyebaran bakteri itu tidak terlihat kasat mata, baik untuk tenaga pendidikan maupun siswa, harus selalu ada kontrol atau pemeriksaan secara berkala dari pihak kesehatan yang ada di daerah, salah satunya adalah puskesmas. “Dan kita sudah berkordinasi dengan pihak kesehatan, alhamdulilah itu sudah berjalan dengan pemberian vitamin, obat cacing dan lain-lain. Itu bagian upaya kordinasi kami dalam meningkatkan kesehatan bagi pendidik dan pengajar di Ciamis,” ungkap Asep.

Dikatakannya, setiap tahun himbauan di sekolah dan berhubungan dengan pusat kesehatan selalu ditingkatkan, yaitu supaya bisa secara bergantian memeriksa sekolah-sekolah. “Alhamdulilah gayung bersambut, bukan hanya kita yang berkeinginan, tetapi dari dinas kesehatan pun terpanggil kewajibannya untuk selalu melakukan pemeriksaan ke setiap sekolah. Hasil dari kolaborasi antara Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Ciamis Ada program sekolah sehat yang terus berjalan setiap tahun, sehingga ada integrasi dalam menumbuhkan tingkat kesehatan pada siswa maupun pendidiknya, “ kata Asep.

Beberapa himbauan Dinas Pendidikan terhadap sekolah-sekolah diantaranya, penanggulangan penyebaran penyakit hepatitis dan penyakit menular seperti tuberkulosis. “Prinsip dasarnya adalah sama, yaitu terus kembangkan pola hidup bersih dan sehat, kemudian rajin mandi minimal pagi dan sore. Walaupun saat ini pandemi covid-19 landai, tapi tetap kita berdisiplin menggunakan prokes. Yang harus disosialisasikan oleh tenaga pendidik, upayakan para siswa membawa alat makan dari rumah, jangan sampai sendok dan gelas bareng-bareng sebab hepatitis dan penyakit menular lainnya bisa tertular dari air liur. Kalau sudah dilaksanakan pola hidup bersih dan sehat, Insya Allah tuberkulosis pun tidak akan tercemar dan kasus TB anak tidak akan meningkat,” tukasnya.

Perbup Nomor 40 tahun 2021

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr. Yoyo M.Kes mengungkapkan bahwa Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung, yang disebabkan oleh kuman (Mycobacterium tuberculosis). “Bukan penyakit keturunan, kutukan atau guna-guna. TBC dapat menyerang siapa saja, akan tetapi penyakit ini dapat disembuhkan. Tingginya penularan TB akan menimbulkan komplikasi dengan penyakit HIV yang diperkirakan mencapai 19 Ribu orang. Diperkirakan 96 ribu kasus kematian akibat TBC di Indonesia setiap tahun. Provinsi Jawa Barat saat ini posisi pertama terbesar kasus Tuberkulosis (TB) di Indonesia, sedangkan Kabupaten Ciamis sendiri diurutan ke-27 terbanyak kasus TBC di Jabar, “ ungkap dr. Yoyo.

Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) jumlah penduduk Kabupaten Ciamis 1.436.702 (2021) dari luas wilayah 1.597.67 Km persegi dengan kepadatan penduduk 899 jiwa/km persegi. Sedangkan kasus terdiagnosis tuberkulosis (TB) di Kabupaten Ciamis pada tahun 2019 mencapai 1524 orang dari target 2743. Dengan jumlah TBC sensitif obat (SO) : 1001, jumlah TBC Resisten Obat (RO) : 3, jumlah TBC Dewasa: 1300, TBC Anak: 223. Untuk jumlah kesembuhan mencapai : 1385 orang (80%) dan jumlah kematian : 29 orang. “Pada tahun 2020, kasus tuberkulosis (TB) mencapai 1519 orang dari target 2472. Dengan jumlah TBC sensitif obat (SO) : 1517, TBC resisten obat (RO) : 3. Jumlah TBC dewasa : 1294 dan TBC anak : 223. Untuk jumlah kesembuhan mencapai : 1301 (85,77%) dan jumlah kematian meningkat dari tahun sebelumnya menjadi : 40 orang, “ paparnya.

Memasuki tahun 2021, kata dr. Yoyo, kasus tuberkulosis (TB) di Kabupaten Ciamis mencapai 1603 dari target sebanyak 2746. Dengan jumlah TBC sensitif obat (SO) 672, TBC resisten obat (RO) : 29, artinya masyarakat yang positif RO meningkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah TBC dewasa : 1374, TBC anak : 229. Untuk jumlah kesembuhan mencapai : 809 dan jumlah kematian meningkat jadi 44 orang. “Kabupaten Ciamis memiliki 2 Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) dan 3 Rumah Sakit Swasta. Serta ada 37 Puskesmas dari 27 Kecamatan. Akan tetapi baru ada 6 Kecamatan dan 1 RSUD yang memiliki alat Tes Cepat Molekuler (TCM) : Alat pemeriksaan dahak dengan mikroskop biakan yang bisa mengetahui pasien terdiagnosis TBC dalam waktu 2 jam. Ke enam puskesmas yang telah memiliki alat Tes Cepat Molekuler (TCM) yakni Kecamatan Cipaku, Rancah, Panumbangan, Cimaragas, Banjarsari dan Purwodadi, “ katanya.

Selain itu, tandas dr. Yoyo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis melalui kebijakannya telah mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) nomor 40 tahun 2021 tentang : Strategi Pelacakan dan Penanggulangan Menyeluruh untuk Temukan Obati sampai Sembuh Tuberkulosis (Silacak Galuh Toss TB). (Mamay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *