Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Stunting Bisa Dipengaruhi oleh Kualitas Sperma

×

Stunting Bisa Dipengaruhi oleh Kualitas Sperma

Sebarkan artikel ini

Views: 201

BANJAR, JAPOS.CO – Kualitas sperma cukup berpengaruh terhadap kondisi janin. Jika sperma tidak sehat, maka ada resiko bayi yang dilahirkan pun kurang sehat, bahkan bisa stunting. Untuk mengantisipasi bayi stunting, maka pasangan yang mau menikah diberikan edukasi pencegahan stunting. Salah satunya, calon pengantin (catin) jangan stres hadapi pernikahan.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut Wakil Wali Kota Banjar, H. Nana Suryana, percepatan penurunan stunting harus dilaksanakan secara holistik, integratif dan berkualitas. Hal itu dikatakan Nana Suryana di sela-sela acara Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga (TPK) melalui Video Converence di Pendopo Kota Banjar, beberapa waktu lalu.

Dijelaskannya, pencegahan stunting seharusnya dimulai sejak pra nikah. Menurutnya, kondisi kualiatas sperma itu berpengaruh terhadap kondisi janin nantinya. Atas hal itu, sejak persiapan pernikahan catin diharuskan tetap rileks dan jangan stres, supaya spermanya berkualitas dan melahirkan bayi sehat. Makanya, diharapkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) memberikan edukasi kepada generasi muda yang belum menikah.

Lebih lanjut Wakil Wali Kota Banjar menjelaskan, saat ini di Kota Banjar sudah ada enam orang admin di tingkat Kota dan Kecamatan serta 155 tim pendamping keluarga di tingkat desa. “Saya berharap tim percepatan penurunan stunting di Kota Banjar melakukan pendampingan keluarga mengedukasi masyarakat sadar gizi, supaya Kota Banjar bebas stunting pada tahun 2024,” jelas H. Nana.

Dalam acara itu Wakil Wali Kota Banjar menyerahkan berkas Keluarga Resiko Stunting (KRS) kepada Perwakilan Tim Pendamping Keluarga Kota Banjar. Saat Video Converence yang dipusatkan di Kab Subang, hadir Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih. Hadir juga Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI Dr. H. Moeldoko, S.I.P., Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), serta Gubernur Jawa Barat, H. Ridwan Kamil.

Menurut Gubernur Jawa Barat, dipilihnya Kabupaten Subang sebagai pusat kegiatan karena Subang merupakan Kabupatan Terbaik dalam pencegahan stunting dengan indeks Kasus Stunting Paling rendah. “Tim Pendamping Keluarga (TPK) berperan penting dalam melakukan pemutakhiran, verifikasi, dan validasi data, selain melakukan komunikasi, edukasi dan informasi (KIE) pencegahan stunting, “ tandas Kang Emil. (Mamay)

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *