Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEKALIMANTANKalimantan Barat

Kepala Badan Intelejen Negara Daerah Kalbar: Ada Sejumlah Potensi Ancaman di Wilayah Kalbar

×

Kepala Badan Intelejen Negara Daerah Kalbar: Ada Sejumlah Potensi Ancaman di Wilayah Kalbar

Sebarkan artikel ini

Views: 188

KALBAR, JAPOS.CO – Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Kalbar, Brigjen Pol Rudy Tranggono menjadi pembicara dalam acara Kuliah Kerja Dalam Negeri Pasis Dikreg Seskoal angkatan ke-60 Tahun Anggaran 2022, Selasa (17/5/2022) pukul 19.00 WIB di Hotel Aston Pontianak.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Kabinda mengungkapkan sejumlah potensi ancaman di masyarakat hingga wilayah perbatasan Kalbar.

“Ada sejumlah potensi ancaman di wilayah Kalimantan Barat yang perlu menjadi perhatian dan penanganan serta langkah-langkah antisipasi yang tepat,” kata Kabinda.

Potensi ancaman tersebut, ungkap Kabinda yakni menyangkut bidang ideologi, ekonomi, sosial, budaya, Hamkam hingga geopolitik di masyarakat Kalimantan Barat.

“Potensi ancaman ini harus ditangani dan diantisipasi sedini mungkin agar tidak semakin berkembang,” pendapatnya.

Kemudian, lanjut Kabinda, terdapat juga ancaman wilayah perbatasan di Kalimantan Barat. Misalnya, Laut Natuna Utara (Laut Cina Selatan) yang sampai saat ini masih menjadi perebutan oleh sejumlah negara seperti China, Vietnam dan Indonesia.

“Perairan Laut Natuna Utara ini kaya akan sumber daya alam dan cadangan minyak bumi dalam jumlah yang cukup besar. Maka, wilayah ini sangat potensial menimbulkan konflik antar negara,” ujarnya.

Masih berkaitan dengan perbatasan wilayah, sambung Kabinda, ancaman juga berpotensi datang dari perbatasan darat Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia.

“Ada lima kabupaten di Kalbar yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Yakni, Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu. Wilayah perbatasan ini sangat krusial dan perlu perhatian besar,” tegasnya.

Kabinda mengatakan, sejumlah permasalahan yang kerap muncul di wilayah perbatasan berkenaan dengan praktik-praktik ilegal seperti penyeludupan barang kebutuhan pokok, narkotika hingga perdagangan orang melalui jalur-jalur tikus.

“Garis batas negara membentang sepanjang 972 km, melintasi 40 desa dalam 14 kecamatan lini 1 perbatasan,” tandasnya.

Sementara itu, Dosen Utama Kejuangan sekaligus Pimpinan Rombongan, Seskoal Kolonel Laut (P) Basri Mustari, M.Han menjelaskan kegiatan yang dilaksanakannya dalam rangkaian forum strategi satu Dikreg Seskoal Angkatan ke-60.

“Strategi satu itu menentukan potensi ancaman, dalam hal ini di wilayah maritim ALKI I dengan cara mencari sumber daya nasional yang ada di Kalimantan Barat,” terangnya.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kabinda Kalbar yang telah memberikan materi pembekalan dalam kegiatan ini,” timpalnya mengakhiri. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *