Views: 229
JAKARTA, JAPOS.CO – Menteri BUMN Erick Thohir saat menyambangi pegiat kebudayaan Betawi di Padepokan Pitulung, Sadulur Congkok di Jalan Belakang Kelurahan No. 48 Rt 03/Rw 03, Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Menurut Erick Thohir, budaya Betawi seperti lenong, pencak silat dan lainnya menjadi warisan budaya yang harus dilestarikan di tengah arus deras modernisasi.
“InsyaAllah kita coba jaga bagaimana kebudayaan kita. Insya Allah kita bekerja sama bagaimana kita membuat kegiatan tahunan,” katanya.
Dikemukakan, pencak silat dan lenong yang menjadi warisan budaya Betawi harus dilestarikan dan dikembangkan.
“Supaya tadi, saya setuju, bahwa mengembangkan budaya atau pencak silat tidak hanya dibutuhkan kejuaraan, tapi juga pengembangan,” sambung Erick Thohir.
Pertandingan dan pengembangan, kata Erick Thohir harus berjalan beriringan dalam menjaga budaya.
“Bahwa kebudayaan ada yang namanya pengembangan, ada yang namanya pertandingan, dua-duanya harus berjalan seiringan,” lanjutnya.
Karena itu Erick mengajak para pegiat dan seluruh masyarakat ikut serta menjaganya sebagai kekayaan Indonesia.
“Demikian juga dengan budaya Betawi lainnya.
Inilah yang harus kita jaga, kalau kita bicara lenong. Kalau ga kita jaga, ya hilang,” katanya.
“Insya Allah pokoknya bukan yang pertama dan terakhir. Yang penting kita tadi silahturahim merajut saling ngejaga, saling menghormati,” tutup Erick Thohir.
Dalam kunjungannya Erick Thohir melakukan dialog dan menyerap aspirasi dari pegiat kesenian Betawi.
Saat di lokasi Erick Thohir disuguhkan dengan berbagai atraksi kesenian budaya Betawi seperti silat, palang pintu, lenong, serta tarian khas Betawi.
Pimpinan Padepokan Pitulung Congkok Bapak Bahtiar menyampaikan aspirasi teman-teman di pegiat budaya, bahwa mereka mempunyai tekad yang sama dalam mengembangkan budaya.
“Jadi teman-teman di budaya, wabil khusus yang tergabung di Asabri ini, mereka tidak hanya ingin melestarikan budaya,” katanya.
“Karena menurut kami melestarikan budaya kita, museum kan saja sudah cukup, selesai. Tapi kita bertekad mengembangkan budaya, dikembangkan budayanya,” sambung pria yang akrab disapa Abah Meong.
“Kalau kita tidak kembangkan, satu contoh belajar silat Betawi dua tahun, selesai. Kalau gak di kembangkan, anak kita selesai nongkrong di pasar jadi jawara. Kita ga mau seperti itu, kita mau anak kita dari tradisi menuju prestasi, kita mau seperti itu,” tambahnya.
Abah Meong mengungkapkan dirinya ingin menciptakan anak-anak bangsa yang kuat dari budaya.
“Kita lebih fokus pembinaan, karena silat menjadikan anak anak kita, anak anak bangsa kita menjadi anak anak yang kuat. Alhamdulillah anak-anak yang ikut silat, anak anak saya, tidak ada yang kena narkoba,” tandasnya.(B3JO)