Views: 174
CIAMIS, JAPOS.CO – Rendahnya tingkat keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah atau PJAS merupakan masalah serius dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia karena dapat memperburuk status gizi anak sekolah akibat terganggunya asupan gizi. Hal tersebut disampaikan Jajat Setia Permana, selaku Kepala Loka POM di Kota Tasikmalaya pada acara Bimbingan Teknis Keamanan pangan untuk Kader Keamanan Pangan Sekolah di Kabupaten Ciamis.
Dihadapan para kepala sekolah, guru, pengelola UKS dan pengelola kantin, pedagang dan orang tua siswa peserta Bimtek, Jajat mengatakan penyalahgunaan bahan kimia berbahaya seperti formaldehid, boraks, pewarna rhodamin B dan methanyl yellow oleh produsen pangan jajanan adalah salah satu contoh rendahnya tingkat pengetahuan produsen mengenai keamanan pangan jajanan. “Mengkonsumsi PJAS mengandung bahan berbahaya dalam waktu lama beresiko terhadap organ tubuh,” kata Jajat.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah diselenggarakannya Bimbingan Teknis Kader Keamanan Pangan kepada Komunitas Sekolah dan Pemberian Paket Edukasi berupa Informasi tentang Keamanan Pangan. “Melalui kegiatan ini diharapkan komunitas sekolah dapat memperoleh akses informasi keamanan pangan yang valid sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman komunitas sekolah terhadap keamanan pangan, dan pada akhirnya diharapkan dapat membentuk perilaku keamanan pangan yang baik,” harap Jajat.
Hal senada disampaikan Lusie, Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya di substansi Infokom BBPOM Bandung, mengatakan untuk memastikan anak usia sekolah mengonsumsi pangan jajanan yang aman, bermutu dan bergizi serta melindungi dari pangan yang tidak aman dan berbahaya, perlu adanya keterlibatan aktif semua komunitas sekolah. “Untuk memastikan keamanan pangan jajanan anak usia sekolah berjalan sebagaimana yang diharapkan perlu dibentuk Tim Keamanan Pangan (TKP) Sekolah dan Kader Keamanan Pangan Sekolah. Peran Tim Keamanan Pangan dan kader keamanan pangan sekolah yang telah dibentuk ini nantinya akan menjadi agen perubahan dan penggerak implementasi program keamanan pangan sekolah, “ kata Lusie.
Sementara Kabid Kesmas Dinkes Ciamis, dr. Eni Rohaeni menambahkan untuk informasi Pangan Jajanan Anak Sekolah Sehat di Kabupaten Ciamis dapat diakses melalui Sistem Kesehatan Remaja Hallo Cinta atau yang lebih dikenal dengan istilah “Si Keren Hallo Cinta”. Eni berharap dengan tersampaikannya informasi yang benar tentang kesehatan siswa maka siswa akan memahami tentang jajanan sehat. “Usia sekolah dan remaja termasuk generasi emas yang harus terpantau tumbuh kembangnya, supaya Kabupaten Ciamis bebas stunting tahun 2024. Dengan sinergitas BPOM, Disdik dan Dinkes, mudah-mudahan sekolah-sekolah di Kabupaten Ciamis, strata UKS nya bisa Paripurna,” harapnya.
Sementara disampaikan Kabid PAUD PNF Disdik Ciamis, Eka Yudha, saat ini Dinas Pendidikan memfasilitasi instansi-instansi terkait untuk menyiapkan obyek sosialisasi PJAS yaitu sekolah-sekolah yang akan di intervensi karena sesuai dengan tupoksi, sekolah berada di wilayah Dinas Pendidikan. Salah satu program di Dinas Pendidikan, adalah program Penyelenggaraan “Lomba Sekolah Sehat” yang bertujuan untuk memotivasi sekolah agar memiliki lingkungan sekolah yang mencerminkan perilaku hidup sehat.
Kriteria penilaian lomba sekolah sehat, tandas Eka, diantaranya ruang laboratorium dan kantin sekolah termasuk item kebersihan sarana kantin, kandungan gizi dan bahan tambahan pangan makanan yang dijual, penyajian makanan, kemasan dan kebersihan penjaga kantin. “Semoga melalui kegiatan ini dapat menjadi upaya membangunkan bangsa dan negara ini dimulai dari kelompok masyarakat kecil dalam hal ini sekolah yang keberhasillannya akan menjadikan bangsa dan negara ini menjadi sehat, cerdas dan produktif, “ tandasnya. (Mamay)