Views: 191
PANDEGLANG, JAPOS.CO – Para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program BLT Minyak goreng, mengeluhkan harga dan kualitas Minyak goreng (Migor) yang dipaksakan untuk dibeli dari ketua RW setempat.
Seperti yang telah terjadi di Desa Ciseureuheun Kecamatan Cigeulis, para KPM yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan mereka setelah menerima uang bantuan sebesar Rp 500 Ribu lalu diwajibkan membeli minyak goreng yang dijual oleh ketua RW dengan harga yang diluar akal sehat dengan harga 40 ribu/liter ditambah dengan kualitas yang jelek.
“Duit menang 500 Ribu dibagikeun di desa datang kadieu kan kudu belanja minyak Kanu RW, minyak 4 liter hargana Rp 160 rebu. Diwajibkeun kudu belanja dinu manehna teu menang kajauh ges disediakeun, minyakna geh goreng pak teu layak karena mahal mun bisa mah hayang dipulangkeun bae ( Dapat Uang 500 Ribu dibagikan di Desa datang ke sini kan harus belanja minyak goreng kanu RW, minyak 4 liter harganya Rp 160 ribu. Diwajibkan harus belanja sama Dia ga boleh ke jauh sudah disediakan, minyaknya juga jelek pak tidak layak karena Mahal),” bebernya.
Hal Senada dikatakan, salah satu KPM lainnya yang juga mengaku dipaksa untuk membeli minyak dengan Harga yang mahal dengan kualitas minyak goreng yang jelek yang telah dibelinya dari salah satu ketua RW.
“Harga minyak gorengna mahal kualitasna geh panggorengna, Jeung deui kudu belanja didinya Bae dipaksa eta mah ( Harga Minyak Gorenya mahal kualitasnya juga paling jelek dan lagi harus belanja disitu aja, dipaksa),” ujarnya sedikit kesal.
Sementara itu Camat Cigeulis saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut mengaku sudah melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) saat pendistribusian bantuan tersebut dan sudah sesuai dengan Pedum dan SOP.
“Kemarin kita semua monev, semua penyaluran berdasarkan SOP dan sesuai Pedum, yang saya liat dan Monev dilapangan, kita hanya memastikan bahwa bantuan itu nyampe, aman, bermanfaat dan sampe ke KPM. Karena sekarang gak ada lagi agen dan KPM bebas belanja kemana saja,” terang melalui Seluler. (Yan)