Views: 173
MUKOMUKO, JAPOS.CO – Sejak tidak lagi ditetapkannya harga eceran tertinggi (het) minyak goreng (migor) kemasan atau non subsidi, ketersediaan migor di warung-warung, toko dan pasar tradisional di wilayah Kabupaten Mukomuko dipastikan aman dan tetap tersedia.
”Untuk migor kemasan tetap tersedia dan mudah masyarakat untuk mendapatkan migor tersebut,” terang Kepala Disperindag Kop dan UKM Kabupaten Mukomuko, Ruri Irwandi melalui Kepala Bidang Perdagangan, Hutri Wahyudi dikonfirmasi Kamis (7/4).
Meski migor mudah didapat. Namun untuk harga di pasaran mengalami kenaikan. Karena harga-harga migor non subsidi itu tergantung dengan mekanisme pasar. Adapun harga di pasaran di daerah ini Rp 23 ribu hingga 28 ribu per liter yang di sesuaikan dengan merek masing-masing migor yang beredar di daerah ini.
Dari harga tersebut mengalami kenaikan Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu per liter dari harga sebelumnya. “Terkait harga sesuai dengan merek migor masing-masing. Yang jelas tidak ada het yang ditetapkan pemerintah,” katanya.
Ditambahkan Kadisperindag, kuota dalam satu bulan mencapai 21 ton. Data itu diketaui dari Kemendag RI. “Yang kita ketahui kuota migor kemasan untuk kabupaten Mukomuko sebanyak 21 ton setiap bulannya,” jelasnya.
Ruri juga mengatakan untuk migor curah sebanyak 2 ton yang telah didistribusikan beberapa hari lalu di daerah ini khususnya di wilayah kecamatan Kota Mukomuko, XIV Koto dan Lubuk Pinang semua sudah habis baik itu dibeli oleh warga untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan yang menjalankan usaha kecil menengah seperti penjual gorengan dan beberapa usaha kecil menengah lainnya.
“Khusus untuk migor curah, kita juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui provinsi mengenai pendistribusian ke Mukomuko. Dengan harapan dapat didistribusi setiap satu bulan sekali dengan jumlah lebih banyak. Supaya masyarakat yang tersebar di 15 kecamatan di daerah ini mendapatkan migor subsidi tersebut dengan het Rp 14 ribu/liter,” harapnya.(JPR)