Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEKALIMANTANKalimantan Barat

MTM Didampingi MUI Ketapang Bentuk Kepegurusan Nek Doyan dan Kepayang

×

MTM Didampingi MUI Ketapang Bentuk Kepegurusan Nek Doyan dan Kepayang

Sebarkan artikel ini

Views: 309

KETAPANG, JAPOS.CO, Pengurus Majelis Ta’lim Mualaf (MTM) Kabupaten Ketapang bersama Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) bersilaturahmi ke Masjid Attaqwa Dusun Nek Doyan Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara, Ketapang-Kalbar, Sabtu (26/03/22).

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Kunjungan tersebut bertujuan menjalin silaturrahmi sekaligus melakukan pembentukan pengurus MTM Dusun Nek Doyan dan Dusun Kepayang. Acara ini diisi juga penyerahan bantuan sejumlah Alquran kepada segenab Jemaah yang hadir.

Ketua MTM Ketapang Muhammad Ali menjelaskan silaturahmi sesama umat sangat penting dalam upaya meningkatkan ukhwah islamiah, terutama sesama Muallaf.

MTM Kabupaten Ketapang terus berupaya semaksimal mungkin melakukan pembinaan keagamaan kepada muallaf. Sebab Islam adalah agama yang Rahmatan Lil’alamin yg artinya berguna untuk semua mahluk.

Islam dikatakan Ali, telah mengajarkan secara rinci dan jelas, mulai keutamaan beribadah kepada Sang Pencipta hingga mengatur tata krama berkehidupan sesama manusia.

Islam juga mengajarkan bagaimana membangun, memelihara dan menjaga hubungan baik sesama keluarga muallaf yang bukan muslim, serta hubungan baik dengan umat beragama lainnya.

MTM diharapkan menjadi wadah untuk memudahkan silaturrahmi sekali gus melakukan pembinaan terhadap sesama muallaf.

“Semoga organisasi MTM yg ada ini dapat memberikan manfaat besar sesama umat,” tutur Muhammad Ali, Sabtu, (26/3).

“Mari kita sama sama menjaga hubungan baik dan tidak mudah terpecah belah melainkan bersatu untuk kemaslahatan umat,” tambahnya.

Ketua MUI Kabupaten Ketapang Ustadz H Faisol Maksum dalam tausiahnya berpesan agar para muallaf dapat menjaga dan terus meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.

Islam itu dikatakan menciptakan keramahan dan bukan marah-marah. Islam itu lebih mengutamakan pendekatan kemanusiaan dan keteladanan.

Para muallaf dalam islam diharapkan dapat memainkan peranan mengajarkan hidup berdampingan yang rahmatallil’alamin untuk sejagat raya.

“Kualitas ibadah harus tetap dijaga dan jangan terpengaruh, sehingga mengantarkan Aqidah lepas dari kita,” pungkas Ustad Faisol.(Tris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 79 BINJAI, JAPOS.CO – Kota Binjai Sumatera Utara dilanda banjir besar pada saat pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ) walikota dan wakil walikota  periode 2024-2029,yang berlangsung pada Rabu…