Views: 216
BANJAR, JAPOS.CO – Perusahaan Air Minum Daerah (Perumdam) Tirta Anom Kota Banjar sering “katempuhan buntut maung” karena pelayanan kepada pelanggan selalu dinilai tak maksimal. Padahal, permasalahan seperti air tidak mengalir secara maksimal ke sambungan rumah (SR) dan kualitas air yang mengalir terlihat keruh, bukanlah sepenuhnya kesalahan Perumdam Tirta Anom.
Terlepas permasalahan tersebut, pro dan kontra masyarakat selalu muncul dengan beragam penilaian dan menyalahkan Perumdam Tirta Anom Kota Banjar. Termasuk penyebab air tak mengalir maksimal ke pelanggan gegara faktor alam, seperti hujan deras dan angin kencang baru-baru ini.
Menurut Dirut Perumdam Tirta Anom Kota Banjar, E. Fitrah Nurkamilah, melalui Kabag Hubungan Langganan Drs Taufiqurochman dan Kasubag Pelayanan dan Baca Meter, Hasan Rosihin, SH., Jumat (28/1), hujan deras dan angin kencang terjadi Selasa, (25/1) sore. Kejadian itu mengakibatkan sejumlah pohon roboh dan menimpa instalasi pengolahan air. Akibatnya, distribusi air PDAM terganggu atau tak mengalir normal lagi.
“Perbaikan PIPA akibat bencana itu diperlukan waktu beberapa hari. Sebenarnya saat air tak mengalir ke pelanggan seperti biasanya, PDAM juga merasa dirugikan karena air tak bisa dijual,” ujar Taufiqurochman.
Kendati begitu, saat situasi ada bencana, pihak PDAM selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik, mencukupi kebutuhan air pelanggan. “Teknis pendistribusian air bersih itu, kami PDAM bekerja sama BPBD Kota Banjar menggunakan mobil tangki. Penyediaan dan pelayanan air saat situasi ada bencana, digratiskan kepada pelanggan,” ujarnya.
Termasuk pelayanan pendistribusian air bersih kepada pelanggan PDAM terdampak galian pipa Pertamina di wilayah Lembur Balong Jalan Purwanegara Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman dan Lingkungan Sukarame Jalan Goyong Royong Kelurahan Banjar, Kecamatan Banjar.
“Kerugian air PDAM tak terjual kepada ratusan pelanggan akibat penggalian pipa Pertamina mulai 17 Desember 2021 sampai 15 Januari 2022 totalnya berkisar Rp 15 juta. Terkait kerugian itu sudah dilaporkan kepada Pertamina secara resmi, namun masih belum ada jawaban kesiapan mau membayar ganti rugi kepada PDAM selama ini ,” ujar Taufiq.
Dijelaskannya, penimbunan pipa pertamina dan pipa distribusi PDAM sekarang ini berdampingan dalam satu jalur. ”Selama pipa Pertamina belum selesai dipasang sampai sambunganya dilas, otomatis pipa distribusi PDAM yang menempel pipa Pertamina itu belum bisa digunakan mendistribusikan air kepada pelanggan di Kota Banjar. Berlatar kondisi di lapangan seperti itu distribusi air ke pelanggan terganggu, kami PDAM hanya bisa meminta maaf ke pelanggan. Adapun upaya mencukupi kebutuhan air pelanggan PDAM sekitar wilayah penggalian, saat ini rutin dikirim menggunakan mobil tangki bersama BPBD Kota Banjar,” pungkas Taufiq. (Mamay)