Views: 208
MUKOMUKO, JAPOS.CO – Anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) di Kabupaten Mukomuko membuat para petani yang ada mengeluh, dikarenakan harga TBS yang saat ini menurun drastis terjadinya tidak keseimbangan anatara harga TBS dengan harga pupuk yang saat ini meroket di pasaran, sementara ketersediaan pupuk besubsidi belum mampu untuk mengimbangan pupuk non subsidi dengan harga pasaran yang cukup tinggi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten mukomuko Apriansyah ST MT membenarkan apa yang sedang terjadi pada petani perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko.
”Keluhan para petani perkebunan kelapa sawit saat ini pasalnya, harga TBS drastic turun sementara harga pupuk non subsidi saat menembus angka 10 ribu/Kg untuk mperkarungnya bias mencapai 600 ribu,” ungkapnya kepada Japos.co usai mengikuti rapat pemantapan kegiatan HUT kabupaetn, Senin (31/1).
Ia juga mengatakan dalam catatan ddi dinas pertanian yang ada pada Rencana Defitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) terdapat 124 Haktar Lahan Perkebunan di Kabupaten Mukomuko, dengan kebutuhan kuota pupuk besubsidi mencapai 27000 ton per tahun, sementara ketersediaan pupuk bersubsidi kita saat ini baru mencapai 8000 sampai dengan 10.000 ton pertahun, jadi persediaan pupuk besubsidi kita saat ini sangat minim sekali.
“Dari jumlah pupuk yang tersedia itu, beberapa pupuk tersebut yang dominan bias digunakan untuk Pesawahan, Ultikultural, dan Perkebunan,” terangnya.
“Dengan menurun nya harga sawit, mudah- mudahan harga pupuk juga ikut turun, dengan minim nya ketersediaan pupuk bersubsidi ini, kita kan mencoba untuk berusaha menambah kuota persedian pupuk bersubsidi untuk memenuhi dari jumlah 124 Haktar lahan perkebunan petani sawit yang ada di Kabupaten Mukomuko,” imbuh Apriansyah.(JPR)
