Scroll untuk baca artikel
BANTENBeritaHEADLINEPandeglang

Merasa Ditekan dan Diintimidasi Pegawai Kecamatan, Beberapa Prades di Desa Cisereuhen-Cigeulis Mengundurkan Diri

×

Merasa Ditekan dan Diintimidasi Pegawai Kecamatan, Beberapa Prades di Desa Cisereuhen-Cigeulis Mengundurkan Diri

Sebarkan artikel ini

Views: 193

PANDEGLANG, JAPOS.CO – Beberapa Perangakat Desa (Prades) Ciseureheun Kecamatan Cigeulis, Diduga Telah mandapat tekanan dan intimidasi dari Salah satu Pegawai Kecamatan Cigeulis. Perlakuan tersebut mereka terima Lantaran, mereka dipaksa untuk mengundurkan diri dari Jabatan Sebagai Perangkat Desa Cisereuheun.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Hal Tersebut disampaikan oleh Surdi Salah satu Perangkat Desa yang diduga menjadi Korban intimidasi dan tekanan dari Pegawai Kecamatan yang Bernama H Ade selaku kasie Pemerintahan di Kantor kecamatan Cigeulis.

Surdi merasa ditekan dan di intimidasi oleh H Ade agar dirinya segera menandatangani surat pengunduran diri yang telah disodorkan.

“Abdi aya Penekanan ti seorang pegawai Kecamatan anu ngarana Haji Ade dia sering ngahubungi babaturan urang Sapagawean nyaeta kana Ahyadi selaku kaur kepemerintahan, ahyadi ngebel kanu urang bahwa haji ade eta hayang kapanggih jeung urang, nya ternyata haji Ade eta manehna eta mereun kitu nyah atas perintah Lurah jadi titah neken urang titah ereun dengan sarat siap melunasi hutang kita, eta adapun mayaran hutang kami eta manehna haji ade ieu mah lain lurah nyah ieu mah haji ade beh nu mayaran hutang kami, uang eta dari tangan haji ade langsung ka pihak BPR ( Saya ada penekanan dari seorang pegawai kecamatan yang namanya Haji Ade, dia sering menghubungi teman saya yang bernama Ahyadi selaku kasi pemerintahan bahwa katanya haji ade ingin ketemu saya, dan ternyata haji Ade mungkin ini mah ya, disuruh sama lurah agar saya berhenti dengan syarat siap melunasi hutang kita, adapun yang membayar hutang kami itu haji ade bukan lurah, karena saya taunya uang itu dari tangan haji ade langsung dibayar ke BPR” ujarnya dalam rekaman video yang diterima Japos.co.

Surdi Menambahkan Bahwa saat itu dirinya dipanggil ke kantor kecamatan dan langsung disodorkan surat pengunduran diri, dirinya berharap seharusnya sebelum disuruh mengundurkan diri harusnya Ada surat peringatan dahulu SP 1 atau SP 2.

“Kalau memang aturan itu ada SP 1 SP 2 saya mau gunakanlah peranturan itu bukan ingin mempertahankan jabatan cuma ingin tau peraturan pemerintah itu yang jelas yang mana biar nanti untuk kelanjutannya itu enak, ” imbuhnya.

Hal senada di sampaikan oleh Edi Nurhaedi selaku Kadus 2 di desa Cisereuhen yang merasa terpaksa menandatangani surat pengunduran diri karena ada intimidasi dan penekanan dari orang kecamatan.

“Kalau berbicara hal itu ini jelas ada intimidasi dari pihak kecamatan, yang bernama H Ade selaku kasie Pembangunan di kecamatan Cigeulis. Dan saya merasa tidak puas dengan adanya intimidasi dan tekanan ini, saya sangat keberatan tidak adanya konfirmasi dulu dari kepala desa namun langsung dipanggil oleh Orang kecamatan dan langsung disuruh tanda tangani surat pengunduruan diri, ” tukasnya.

Sementara itu sampai berita ini diturunkan, H Ade yang namanya disebut Oleh para korban belum memberikan hak jawabnya saat dihubungi melalui pesan singkat whatsapp. (Yan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *