Views: 246
TRENGGALEK, JAPOS.CO – Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, SE., dinobatkan sebagai Ketua Forikan terbaik di Jatim dalam upaya menurunkan angka stunting melalui kegiatan gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) tahun 2021. Penghargaan untuk Ketua Forikan Trenggalek itu diserahkan langsung oleh Ketua Forikan Jatim, Arumi Bachsin Emil Dardak kepada Novita Hardini dalam sarasehan HARKANNAS (Hari Ikan Nasional) di Jawa Timur tahun 2021, di Ballroom Hotel Vasa, Surabaya, Rabu (8/12).
Upaya Ketua Forikan ini untuk meningkatkan konsumsi ikan dalam mencegah gagal tumbuh kembang anak memang tidak perlu diragukan lagi. Seperti yang dilakukannya beberapa waktu lalu. Inisiator Sepeda Keren itu mengabaikan peringatan hari lahirnya sendiri dan lebih memilih melaunching program “Putri Lintas Selatan” yang merupakan kesamaan kata dari Peduli Lingkungan Catin Bumil Bulin Tuntaskan Dan Selamatkan Balita Stunting. Program ini diinisiasi khusus untuk menekan atau mengeliminer angka stunting di Trenggalek dengan mengajak setiap keluarga untuk peduli hidup dan lingkungan yang sehat.
Mendapatkan penghargaan ini, istri Bupati Trenggalek itu menuturkan “intinya harus tetap terus memberikan yang terbaik buat Trenggalek. Terus harus tetap memotivasi diri untuk terus berinovasi. Itu saja sih tidak bisa banyak omong,” ujar perempuan hebat ini kepada awak media.
Yang terpenting sekarang adalah, sambung Ketua PKK Trenggalek itu, “kita punya program terus dieksekusi dengan baik. Serta dibutuhkan konsisten dari saya sebagai ketua forikan, untuk bisa memberikan inspirasi dan contoh kepada seluruh organisasi yang ada di Trenggalek,” lanjut penggiat perempuan itu.
Terakhir, sarjana ekonomi itu menyebut penghargaan yang diraih bukanlah capaiannya sendiri, melainkan kerja keras banyak pihak. “Tentunya bukan capaian saya pribadi, semua Tim Penggerak PKK Trenggalek, Dinas Perikanan juga telah berupaya luar biasa. Kolaboratif, kerjasama, energinya dicurahkan bersama sama untuk mengentaskan stunting di Kabupaten Trenggalek. Saya mengucapkan terima kasih kepada Tim Penggerak PKK, karena saya memiliki tim yang sangat tangguh,” tutupnya.
Sedangkan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek, Cusi Kurniawati menambahkan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Trenggalek untuk menurunkan angka stunting di daerahnya, dengan peningkatan angka konsumsi ikan. Upaya ini dilakukan baik melalui dana APBD Kabupaten Trenggalek maupun kolaborasi dengan APBD Provinsi Jawa Timur.
Selain itu upaya lain dengan melakukan Kampanye GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) disertai menyalurkan bantuan paket ikan segar dan ikan olahan ke lokasi-lokasi Stunting. “Terus juga dengan beberapa upaya lain seperti bantuan paket budidaya ikan lele untuk keluarga (Kolega). Tahun 2019 lalu menyasar 40 kepala keluarga di Desa Mlinjon Kecamatan Suruh. Sedangkan di tahun 2020 menyasar 40 kepala keluarga di Desa Nglebo, Kecamatan Suruh. Dua desa ini sendiri merupakan salah satu locus stunting,” sambung Kepala Dinas Perikanan Perempuan itu.
Upaya-upaya yang dilakukan tentunya meningkatkan Angka Konsumsi Ikan (AKI) Trenggalek dari tahun ke tahun. AKI Tahun 2019 sebesar 30,10 kg/kapita/tahun, ditahun berikutnya meningkat menjadi 31,34 kg/kapita/tahun. Meskipun meningkat Pemkab Trenggalek sadar angka ini masih sangat perlu untuk ditingkatkan kembali.
Sesuai data yang dihimpun, atas berbagai upaya yang dilakukan itu berdampak pada penurunan angka Stunting di Trenggalek. Tahun 2018 angka stunting sebesar 14,9%. Ditahun berikutnya turun menjadi 13,4% dan di tahun 2020 turun ke angka 11,4%. Diharapkan dengan upaya-upaya keras, upaya kolaboratif yang dilakukan dengan melibatkan semua stake holder terkait, angka stunting ini bisa diturunkan hingga 0%. (HWi)