Views: 239
KAMPAR, JAPOS.CO – Rehab gedung SMP Satu Atap Tapung Hulu yang diduga amburadul, pihak kontraktor yang dilaksanakan Cv Kharisma Tunggal Sejati berjanji akan memperbaikinya. Hal tersebut diungkapkan pihak kontraktor CV Kharisma Tungal Sejati Angga kepada Japos.co, Senin (22/11).
Seperti yang diberitakan sebelumnya paket kegiatan rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal sedang beserta perabot nya, yang dilaksanakan CV Kharisma Tunggal Sejati dengan no kontrak 014-47/KONTRAK/P19/DIKPORA-RHB2021, senilai Rp 695.112.000, APBN melalui APBD Kab Kampar 2021, selama pengerjaan 150 hari Klender.
Namun kontraktor dinilai mempekerjakan orang yang tidak memiliki skill dibidang konstruksi atau kompetensi kerja, sehingga berdampak pada mutu dan kualitas kegiatan.Seperti pemasangan lantai keramik bisa dilepaskan mengunakan jari akibat tidak mengunakan adonan semen murni sebagai pelekat.
Selain itu, pemasangan lantai keramik tampak terlihat amburadul tidak beraturan alias timpang tindih, dinilai tukang, sebelum pemasangan lantai keramik tidak menggunakan water pas meter tarik benang.Bahkan kontraktor juga dinilai menggunakan tanah kompos sebagai tanah urug lantai.
Menurut Angga, pihaknya berjanji akan memperbaiki kerusakan yang tidak sesuai spec, hingga waktu enam bulan pemeliharaan akan memperbaiki jika mengalami kerusakan diluar jangka kontrak.
“Pokoknya sebelum habis kontrak saya akan selsaikan semaksimalnya,” terang Angga kepada Japos.co.
Selain itu, Angga mengungkapkan dana dari besaran nilai kontrak sebesar 10% tidak bisa diambil pihaknya, sebagai jaminan, dana semasa pemeliharaan.
Menanggapi hal tersebut, Konsultan pengawas CV Gatra Konsultan Ade menyatakan kepada Japos Co saat dikonfirmasi melalui telepon, dirinya tidak yakin pasangan keramik bisa dibuka dengan jari tangan. Pasalnya, kegiatan tersebut masih tahap pengerjaan.
Namun anehnya, ia sempat mengaku ada beberapa keramik bisa dibuka. Bahkan dirinya mengaku pengerjaan keseluruhan aitem sudah sesuai spec termasuk pengerjaan lantai keramik padahal tampak jelas amburadul akibat tidak mengunakan adonan semen murni sebagai pelekat.
“Saya kira gini Pak, tidak mungkin keramik itu bisa dibuka pakai tangan,ada beberapa kemarin,itu memang langsung kita buka kemarin.Itu sudah sesuai standar pemasangan keramik.” terang Ade.
Seperti disampaikan, Kasubbag perencanaan monitoring dan evaluasi Dinas Pendidikan Kebudayaan dan olahraga Kabupaten Kampar Dalimi S.Ag menyatakan PPK yang akan bertanggungjawab, menurut dia jika kegiatan bermasalah, pihaknya akan perintahkan diperbaiki lagi oleh pihak kontraktor.Ia juga menegaskan konsultan pengawas yang harus bertanggungjawab juga.
Menurut Dalimi konsultan pengawas yang mengetahui kejadian tersebut seharusnya harus suruh bongkar dan diperbaiki lagi, lanjutnya Dalimi bila kegiatan tidak diperbaiki tentu tidak dibayar. “Nggak mungkin negara rugi, konsultan itu harus turun, meninjau lokasi, apa lagi ada masalah seperti ini, pengawas konsultan itu harus suruh bongkar atau suruh ganti karena kita belum bayar, kalau nggak dibongkar nggak dibayar nggak rugi negara,” tutupnya. (dh)