Views: 210
KABUPATEN BANDUNG, JAPOS.CO – Kabupaten Bandung bertekad untuk menjadi daerah pemasok daging ayam di Jawa Barat. Selain untuk memenuhi kebutuhan daging ayam untuk Kabupaten Bandung sendiri, hal ini juga dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan.
Lebih dari itu agar ketersediaan daging ayam bisa lebih stabil, sehingga tidak ada lagi kelangkaan daging ayam menjelang Ramadhan dan Hari Raya ataupun pasokan daging ayam terkendala angkutan.
Untuk itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna menyatakan, berbagai pembenahan mulai dilakukan, antara lain dengan merevitalisasi kandang-kandang ayam skala besar yang sudah terpuruk, termasuk penyediaan cool storage daging ayam yang memadai.
“Kandang-kandang ayam yang kemarin hampir terpuruk, kita akan bangkitkan kembali. Kita bangun lagi peternakan ayam ini dari mulai hulu sampai ke hilir, mulai dari peternaknya, obtaker, perbankan, kita gerakkan!” tandas Bupati Bandung, saat peluncuran Penyaluran Bansos 5.000 Pack Ayam dan Revitalisasi Kandang Ayam, di Kampung Dangdeur, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Rabu (1/9/21).
Bupati optimistis, dengan kebersamaan para peternak ayam, mampu menjadikan Kabupaten Bandung sebagai salah satu daerah yang bisa men-support pasokan daging ayam untuk Kabupaten Bandung sendiri dan se-Jawa Barat.
“Artinya, kita sebenarnya sudah siap untuk menjadi pemasok daging ayam. Tinggal kemauan keinginan dari masyarakat Kabupaten Bandung, kira-kira di daerah mana saja bisa dibangun peternakan ayam,” kata Kang DS, sapaan bupati.
Hingga kini, kebutuhan daging ayam untuk Kabupaten Bandung sendiri mencapai 17 ton perharinya atau sekitar 500 ton per bulannya. Sementara untuk Jawa Barat tingkat konsumsi daging ayam mencapai 5 juta ton.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran menambahkan, pemenuhan kebutuhan daging ayam sangat diperlukan untuk menjaga pasokan stabilitas harga daging ayam di pasaran.
“Jadi melalui kegiatan revitaslisasi peternakan ayam ini, para peternak yang mandiri atau yang swasta ini bisa bergabung dengan obtaker yang disokong pembiayaan perbankan, nantinya bisa berperan sebagai stabilisator pasokan dan harga daging ayam di Kabupaten Bandung,” terang Tisna.
Tisna mencontohkan, dengan adanya cool storage daging ayam yang memadai, maka ketersediaan stok daging ayam bisa terjaga termasuk dan bisa mengantisipasi adanya lonjakan harga daging ayam.
“Jadi, kalau sampai terjadi kekurangan pasokan, kita kan bisa keluarkan stok yang sudah disimpan di cool storage,” ujar Tisna.(Dar)