Views: 351
PEKANBARU, JAPOS.CO – Di zaman sekarang masih ada perusahaan yang mangabaikan keselamatan kerja karyawannya, hingga karyawan satu bulan lamanya mengalami kecelakaan kerja tidak mendapat jaminan kesehatan dari pihak medis. Diduga perusahaan tersebut dianggap mengelantarkan karyawan yang kondisinya pesakitan.
Sebut saja salah satu perusahaan Negara milik kementerian BUMN yang terletak di daerah Provinsi Riau,bidang perkebunan kelapa sawit. PTPN V Trantam Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar Riau dinilai pernah terlantarkan karyawannya yang sedang sakit akibat kecelakaan kerja.
Diketahui, karyawan berinisial JH(43) diduga mengalami kecelakaan kerja saat Penen TBS milik PTPN V Trantam Afdeling Vll Blok C 13 pada tanggal 28-1-21 sekitar pukul 10.00 WIB.
Menurut karyawan panen TBS PTPN V Trantam Afdeling Vll JH, mengungkapkan kepada Japos.co kejadian yang menimpa dirinya, yang dinilai atas kebijakan Asinten Afdeling Vll PTPN V Trantam merugikan dirinya.
“Sebelum menurunkan TBS, ia terlebih dahulu menjatuhkan sejumlah dahan pelepah sawit, salah satu dahan pelepah sawit yang memiliki duri kasar jatuh mengenai badan saya, hingga sejumlah duri tertancap di dada kanan saya dan menyempatkan diri mencabuti sejumlah duri yang tertancap di dada,” terangnya.
Karena ia merasa mencabut duri semua dan sakitnya bisa dibawakan, kemudian dirinya melanjutkan pekerjaan sesuai target yang ditetapkan oleh pihak menejemen perusahaan.
Esok hari nya, kata JH mencoba minta izin berobat kepada Asisten JM Sinaga, melihat dirinya kondisi sehat, Asisten JM Sinaga dinilai tidak beri izin. Hari kedua tanggal 30-1-21 dirinya pun mencoba lagi minta izin berobat kepada Asisten tersebut. Namun saat itu, dirinya kecewa tidak dapat pasilitas jaminan kesehatan. Karena izin yang diberikan Asisten JM Sinaga kepada dirinya jam istirahat siang, sehingga ia mengganggap, dirinya ditelantarkan pihak manejemen PTPN V Trantam Afdeling Vll.
Masih penuturan JH, setelah melewati beberapa minggu ia menahan sakit di dada sebelah kanan akibat tertancap duri saat panen TBS sawit milik PTPN V Trantam Afdeling Vll. Hingga dirinya sempat mangalami panas dingin serta hampir kehilangan keseimbangan, menurut dia masih ada duri yang tertinggal dan kwartir teripeksi.
Tak kuat nahan sakitnya, pada tanggal 25-2-21 dirinya bertekad akan pergi berobat meskipun pihak manajemen PTPN V Trantam Afdeling Vll tidak beri izin. Namun, menurut dia, kebetulan saat itu diberi izin iapun menyempatkan waktu itu. Sehingga ia berhasil menjalani operasi di rumah sakit PTPN V Tandun.
Saat operasi, pihak dokter berhasil mengeluarkan sisa duri sawit yang tertancap di dada sebelah kanan sepanjang 1cm. JH mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa, karena dirinya masih diberi kesehatan dan slamat, atas berhasil menjalani operasi.
” Saya bersyukur kepada Tuhan, karena saya diberi kekuatan saat menjalani operasi hingga sehat sekarang ini,”diteruskan nya,Dokter mengungkapkan sama dirinya,” Bapak masih bisa berhasil sehat, dengan duri sepanjang 1cm bersarang di tubuh Bapak mampu menahan sakit waktu lama,” tutur JH.
Sementara Asinten JM Sinaga saat diminta tanggapannya membantah tudingan JH, atas perbuatan dan kebijakan yang diperlakukanya kapada JH. Asisten didampingi ketua SP,BUN Gurning, dan Karani Hombing dan Mandor satu serta turut menghadirkan JH.
Diruang Kantor Afdeling Vll PTPN V Trantam, JH mengungkapkan, dirinya menganggap peraturan, kebijakan yang diperlakukan kepada dirinya seolah-olah itu tekanan dan diskriminasi yang dilakukan oleh Asisten JM Sinaga dinilai peraturan didalam peraturan yang dibuat Asinten JM Sinaga Afdeling Vll PTPN V Trantam, dirinya merasa tidak nyaman melakukan aktivitas sehari-hari.
Dimana dirinya, masih pernyataan JH, selalu mendapat perlakuan tidak menyenangkan berupa tekanan, larangan berantraksi sesama karyawan, kemana dirinya mau.
“Saya kasih tau sama bapa,saya mau berobat, saya kena duri, tapi tidak openi bapa, saya jadinya pulang kerja, dari pagi sampai jam sepuluh menunggu. Untuk berobat untuk cuti tersiksa dan persulit bapa saya, entah apa maksud bapa untuk saya,yang jelas nya cuti berobat bapa persulit saya”. ungkap JH dihadapan JM Sinaga. JH melanjutkan”Bapa itu selalu beri tekanan kepada saya, kalau saya minta cuti mau pesta, apa bapa bilang sama saya, kalau ngga disitu kau apa ngga jalan pestanya, kalau nengo orang ninggal, kalau ngga disitu kau apa ngga jadi dikubur,” beber JH kepada Asisten JM Sinaga Afdeling Vll PTPN V Tranta seraya menirukan nada JM Sinaga.
Ironisnya, menanggapi pertanyataan JH, JM Sinaga Asisten Afdeling Vll selalu membantah dan menghindar, dirinya menganggap tidak pernah mengatakan seperti itu.Namun tak lama berdebat, JM Sinaga langsung berdiri meninggalkan kursinya menghampiri JH minta maaf dan memaksa JH untuk menyalam tangan JM Sinaga.”Ingga usah salam-salam sama saya, sebentar-sebentar salam entah apa maksud bapa,” jawab JH.
Selain itu, ditempat terpisah JH lagi-lagi mengungkapkan perilaku JM Sinaga terhadap mereka, sesama karyawan panen TBS, juga menerima tekanan,bahkan,demi mengejar target nya (JM Sinaga),selalu mereka dipaksakan kerja di hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah seperti hari Minggu.”Kami dibuat kerja, sementara dia pergi marminggu ke ujung batu,” kata JH.(dh)