Views: 171
DEPOK, JAPOS.CO – Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) Kota Depok Mengelar pertemuan antar umat beragama hal itu men jawab tudingan Depok sebagai Kota Paling Intoleran di Indonesia.Senin (19/06/2022)
Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat,telah melakukan pertemuan dengan MUI Kota Depok dan FKUB Depok untuk mengkaji dan membahas terkait sebutan Kota Depok intoleran yang selalu didengungkan Lembaga Riset Setara.
Sebutan Kota Depok intoleran membuat gerah warga masyarakat Depok termasuk FKUB setempat.
Terkait hal tersebut .MUI Pusat menurunkan timnya untuk mendapatkan masukan langsung tentang Kerukunan dan beragama di Depok
Hasil pembahasan ini nantinya menjadi masukan MUI Pusat untuk mengkaji secara ilmiah terkait sebutan Depok Kota paling intoleran di Indonesia.
Ketua FKUB Depok.Habib mukhsin Ahmad Alatas mempertanyakan otoritas lembaga Survai yang memberikan rapot buruk ” Kota paling intolerensi “
Habib Mukhsin menduga ada kepentingan terselubung dibalik survey yang bisa berdampak luas dan dapat menjadi sumber konflik dimasyarakat nantinya.
“Kami tinggal di Kota Depok rukun rukun saja dengan umat beragma lainnya seperti Umat Katbolik ktisten,Hindu,Budha dan Konghuhue serta umat lainnya,Institusi Setara untuk kesekian kalinya memvonis Depok sebagai kota paling Intoleransi ini patut dipertanyakan,” Ujarnya
Ia juga mempertanyakan hasil penelitian Depok sebagai Kota paling intoleransi,” Saya Kuatir hasil survey yang tidak jelas Variabel dan para meternya menjadi acuan institusi, BNPT dan Kepolisian,hasil survey yang tidak jelas ini bisa jadi sumber komplik di tengah masyarakat,” tegasnya
MUI nantinya akan melaksanakan penelitian untuk mengcounter sekaligus menjawab hasil survey Depok Kota Paling intoleran di Indonesiia secara ilmiah
“Kita semuanya hidup dengan nilai nilai kemanusian yang universal begitu juga dengan masalah Ideologi kita jalani dengan saling menghormati,” terangnya.
“Jadi masalah agama saya nilai sudah selesai yang berbahaya saat ini adalah provokasi orang-orang yang tidak suka dan para Buzzer yang mengadu domba antar umat beragama agar kita menjadi tidak rukun,” jelasnya.
Sementara itu wakil dari Kementerian Agama Depok, Hasan Basri mengatakan, dalam membangun kerukunan Kemenag Kota Depok memberikan tempat yang sama dalam hal urusan agama dan menciptakan kerukunan sesama umat beragama seperti Umat Islam, Katholik,Kristen,Hindu Budha dan,Konghucu.
Depok dengan berbagai kultur budaya sudah sepantasnya menggelar kegiataan sepertii ini minimal tiga bulan sekali.
“Dengan pertemuan ini, Koordinasi FKUB , nantinya dapat menemukan permasalahan dan solusi terkait dengan sebutan Kota Paling In Toleransi.sehingga nantinya dapat mewujudkan Depok sebagai Kota moderasi beragama dengan kerukunan keaneka ragaman beragama dan kita dapat melahirkan benih toleransi dan meningkatkan kerukunan dalam bergama di Kota Depok,” tuturnya. (Joko Warihnyo)