Views: 201
BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bukittinggi Rabu 16/11/2022 di Aula Balaikota Bukittinggi koordinasi dalam upayakan deflasi.
Wali Kota H Erman Safar, berbagai dampak inflasi menghadang di depan mata, seperti meningkatnya jumlah pengangguran dan angka kemiskinan. Penduduk miskin sangat rentan terhadap kenaikan harga, khususnya harga kelompok makanan.
Perkembangan inflasi Sumatera Barat bulan Oktober 2022 sebesar 0,22% (mtm) atau 7,87% (yoy). Sebaliknya perkembangan Kota Bukittinggi pada Oktober 2022 mengalami deflasi sebesar -0,25% (mtm) atau 7,49% (yoy). Dari 90 kota IHK, 88 kota yang mengalami inflasi dan kota mengalami deflasi.
“Secara nasional, Bukittinggi sudah turun peringkat untuk angka inflasi. Kita sudah keluar dari 10 besar inflasi tertinggi dan menduduki urutan ke 11 dari seluruh kota yang mengalami inflasi,”ulas H Erman.
Inflasi terjadi di tahun 2022, 2023 diperkirakan terus meningkat dan berpotensi target 3,1%. Tingginya tingkat inflasi di Kota Bukittinggi disebabkan keterbatasan pasokan komoditas akibat tingginya curah hujan, kenaikan harga pupuk dan kenaikan harga BBM.
Pemerintah Kota Bukittinggi berupaya menjaga kestabilan harga dengan memberikan bantuan sosial ke masyarakat dan UMKM untuk menguatkan konsumsi masyarakat.
“Karena solusi untuk bertahan dari badai ekonomi globa adalah dengan menjaga daya beli masyarakat dan mendukung UMKM yang notabene tulang punggung ekonomi kita,” terang Wako.
Terobosan yang dilakukan Pemerintah Kota Bukittinggi, dengan pemberian subsidi kepada pelaku UMKM melalui Tabungan Utsman.
Tabungan Utsman merupakan program prioritas Pemerintah Kota Bukittinggi membantu permodalan masyarakat dalam berusaha guna meningkatkan ekonomi mereka.
Oktober 2022, warga memanfaatkan Tabungan Utsman 1.663, kucuran pinjaman Rp 12.239.500.000,-
Pemerintah Kota Bukittinggi berupaya menyusun program, mengarah pada peningkatan ekonomi masyarakat dan lebih fokus pada program yang mengurangi beban masyarakat secara langsung.
Pemerintah Kota Bukittinggi berhasil mengangkat Perekonomian masyarakat Kota Bukittinggi sektor UMKM mencapai 300%. Tahun 2022, usaha meningkat menjadi 4.300 dan serapan tenaga kerja 13.243 jiwa.
“Total serapan investasi meningkat Rp 1 Trilyun. Kota Bukittinggi dapat melewati masa sulit akibat terjadinya inflasi dan krisis ekonomi global,” ujar Wako. (Yet)